Iklan

Sunday, October 17, 2010

Meditasi Bhavana Meditasi cinta kasih(bimbingan Bhante candasilo)


Hari : Selasa 12 oktober 2010 07.00-08.30 s/d 19.00-20.30 Metta Bhavana (Meditasi cinta kasih) 30.menit Teori,30 menit praktek,30 menit tanyak jawab

Praktek Meditasi selama lima hari 15 jam yang di bimbing oleh Bhante candasilo di vihara Tanda Bhakti Bandung

Meditasi cinta kasih .......?Apa itu meditasi banyak orang tahu Meditasi akan tetapi tidak tahu apa itu Meditasi dan ada orang tahu Meditasi akan tetapi tidak perna melakukan Meditasi,sehingga dapat dilihat dengan latihan hari ini tentunya dengan materi Meditasi Bhavana cinta kasih,setiap manusia memiliki kemampuan untuk Meditasi,akan tetapi ruang dan waktu yang tersedia mungkin berkurang baik dalam segi pekerjaan,rumah tangga,kantor,pendidikan,sekolah dan sebaginya sehingga Meditasi akan di lakukan amat terbatas dengan kondis anda untuk mulai ingin latihan Meditasi itu,setiap manusia dalam tahap akan latihan Meditasi,tentunya akan menyadari apa itu kehidupan apakah sebenarnya yang disebut hidup? apakah hanya sekedar dengan berpikir,konsentrasi,atau dengan bernafas sudah disebut hidup.?Bagai manakah sebenaranya yang disebut hidup.?ini adalah pertanyakan-pertanyakan yang sering aku tanyakan pada diri sendiri dan kepada orang lain semenjak kanak-kanak.Sering kali aku duduk sendiri dan dengan pandangan menatap kedepan sekitar lingkungan karena aku berusaha memahami:Apakah tubuh aku adalah aku,mengapa dalam posisi ini aku merasa seakan-akan aku berada dalam suatu tempat rupa dan aku sedang menatap keluar dan kedalam dari dalam rupa tersebut?sampai aku melihat dari cermin dan melihat dalam diri aku berada di cermin dan aku dapat melihat auar diri aku dalam cermin dengan itu aku tahu kalau tubuh ini hanyalah rupa tersebut,mengapa setiap nafas,setiap detak jantung,setiap desiran angin dan bhakan hawa panas dan dingin mengalir di dalam darah ini dapat dengan jelas terasa oleh aku dalam kegiatan seperti bemain,ceria,sedih,bahagia,dukah,dan sampai menagis?
semua pertanyakan aku ini mendorong aku untuk mulai pengalaman teman bermain dan mempunyai cita-cita untuk ingin mengetahui ilmu filsafat,Psikologi,walaupun semu ilmu pengalaman bemain merupakan ilmu filsafat dan Psikologi yang muncul disaat itu, semua ini merupakan masukan sebagai Perbadingan hidup,walupun sampai kau dewasa dan membaca berbagai buku filsafat,pisikologi dan bebagai jinis buku lainya,walaupun setiap ilmu filsafat,pisikologi berbeda-beda akan tetapi sama saja halnya dengan buku lainya yang mengulas tentang kehidupan manusia,salain itu aku juga menjadi suka untuk terlibat dalam berbagai diskusi dengan topik yang sama. Namun dari berbagai buku dan diskusi tersebut, yang aku dapatkan hanyalah nilai-nilai serta
pikiran-pikiran yang rata-rata di dasarkan pada nilai-nilai agama dan kebudayaan yang berkembang di masyarakat tempat hidup pengarang buku atau peserta diskusi:hampir murni ada yang memberikan keterangan yang murni berdasarkan pengalaman atau objectif dari pengamatan,walau pun argumentasi yang di berikan rata-rata gagal untuk memberikan penjelasan yang mantap atas inti dari pertanyakan aku:Apakah sebenarnya yang di sebut hidup?.
hari demi hari bulan demi bualn Tahun demi tahun aku pun mulai belajar dari diri sendiri untuk mengetahi apa kehidupan dan sampai aku ketemukan semua arti dari kehidupan itu dan disaat itu aku mulai mendalami semua ilmu agama,filsafat,Pisikologi yang aku dapat dari setiap pengalaman hidup baik hasil diskusi,teman,sekolah,perpustakaan dan lingkungan pengalaman manusia hidup di mana pun dia berada itu merupakan masukan dalam setiap hari untuk lebih memahami arti suatu kehidupan itu,sehingga aku suatu hari dapat melihat kehidupan aku dalam ilmu Meditasi dan melihat kedalam tubuh ini yang mengeluarkan aura dan cahaya yang di pancarkan dari Meditasi itu,walaupun latihan Meditasi terus dan terus aku lakukan baik pagi hari, siang hari,dan malam hari.

  • setiap kehidupan manusia dan makhluk hidup memiliki cahaya itu masing-masing di dalam rupa tubuhnya itu,cuman mau atau tidak rajin untuk melatih cahaya yang terpendalam di dalam bungkusan tulang,daging,otak.paru-paru,jantung,saluran pencernaan lambung,usus besar,usus kecil dan usus duabelas jari,hati,pangkeras,limpa,empedu,buah pinggang,dan semua dalam dan luar tubuh manusia itu yang begitu sempurna untuk bagi yang ingin mengelolah atau mengetahui cahaya itu,bagi yang tidak mau tahu mungking cahaya itu selamnnya terbungkus di dalam tubuh manusia ini,jalan Meditasi merupakan untuk mulai ingin mengetahui sisi dalam kehidupan manusia itu baik pikiran,raga dan sukma,jiwa,tubuh manusia itu,yang di latih dengan Meditasi cahaya itu akan menyinari selulu kehidupan manusia itu baik aura,yang semua itu tentunya di dasari oleh
  • cakra yang ada di dalam tubuh manusia itu,seperti cahaya berada di makhota kepadal anda masuk kedalam bentuk lingkarang bagaikan cincin yang berputar dan kembali ke Spirituality
  • cakra ajna berhubungan dengan pandangan tentang masa depan kehidupan.cakra ajna tidak berhubungan langsung dengan perasaan tertentu namun dapat mempengarui cakra tenggorokan dan cakra jantung.
  • cakra tenggorokan berhubungan dengan pengexpresian diri.cakra ini menghasilkan rasa percaya diri atau rasa renda diri dan tinggi hati,yang akan muncul di seluruh daerah sekitar leher.Inilah sebabnya orang yang percaya diri akan berbicara dan menegakkan kepalanya dan sebaliknya orang yang tidak percaya diri akan susah berbicara dan menundukkan kepalanya.
  • cakra di bawah jantung(lebih sering di sebut cakra tersembunyi atau nurani) adalah kumparan energi yang berhubungan dengan nurani,hal ini ditunjang dengan cakra didekatnya(yang lebih sering disebut cakra jantung)yang berhubungan dengan pengendalian diri.Kombinasi kedua cakra ini menghasilkan rasa kasihan,rasa marah,rasa bangga,rasa sedih,rasa benci,rasa cinta,rasa gembira,percaya atau tidak percaya dan beberapa perasaan lainnya,yang kesemuanya akan muncul di daerah yang sangat berdekatan dengan live dan jantung;dari sinilah istilahnya "diri dalan hati"(kalau dalam bahasa inggris("diri dalam jantung")itu muncul.
  • cakra solar plexus adalah kumpulan energi yang berhubungan dengan ego.Cakra ini dapat menghasilkan rasa kagum,rasa cinta dan rasa benci,yang akan muncul pada daerah antara liver dan lambung.kebanyakan manusi menganggap bahwa suka di tambah dengan kagum sudah sama dengan cinta,inilah sebabnya mengapa selalu dikatakan bahwa cinta dan benci itu bedanya setipis kertas.
  • cakra sek adalah kumpulan energi yang berhubungan dengan selera.Cakra ini dapat menghasilkan rasa suka dan rasa jijik yang akan muncul pada daerah perut bagian atas,dekat dengan lambung,inilah sebabnya bila menyukai seseorang yang baru kenal akan merasa seakan-akan ada sesuatu yang menekan di perut dan apabila merasa jijik akan sesuatu cenderung akan menjadi mual dan muntah.
  • Cakra dasar adalah kumpulan energi yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan paling dasar dari manusi.Cakra ini dapat menghasilkan rasa aman atau rasa takut takut yang akan muncul pada daerah perut bagian bawah,inilah sebabnya seorang yang merasa takut cenderung ingin buang air besar.


  • rilek'sasi Badan jasmnai
  1. Tengkorak /kepal (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  2. dahi,pelipis kanan,kiri,(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  3. bola mata kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  4. pipi kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  5. rahang gigi kanan dan kiri atas (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  6. rahang gigi bawah kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  7. mulut, gigi,lida (rilek'skendor,rasakan sensasinya)
  8. dagu,seluruh wajah (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  9. telingga kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  10. batang leher kanan dan kiri depan,balakang (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  11. bahu kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  12. kedua tanggan (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  13. siku-siku tanggan(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  14. pegelangan tanggan (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  15. punggung tanggan kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  16. telapak tanggan kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  17. lima jari-jari tanggan kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  18. dada depan kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  19. punggung belakang kanan dan kiri (rilek,kendor,rasakan sensasinya)
  20. Perut kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  21. pinggang kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  22. pinggul kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  23. paha kanan dan kiri atas (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  24. paha kanan dan kiri bawah(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  25. dungkul kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  26. tulang kering kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  27. betis kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  28. pegelangan kaki kanan dan kiri(rilek'skendor,rasakan sensasinya)
  29. punggung kaki kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  30. telapak kaki kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  31. lima jari kaki kanan dan lima jari kaki kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  32. otak besar kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  33. otak kecil kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  34. saluran pernapasan paru-paru kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  35. jantung (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  36. saluran pencernaan lambung,usus besar,usus dua belas jari,usus kecil(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  37. hati,limpa,pangkeas,empedu(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  38. buah pinggang,kantong kening,(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  39. daging,minyak,otot,kulit(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  40. otot besar,otot menegah,otot kecil,saraf besar,saraf menegah,saraf kecil,urat besar,urat menegah,urat kecil(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  41. semua tulang kepala,tulang dada,tulang tangan,tulang kaki(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  • Cahaya murni berada di kehidupan anda
  1. cahaya dan sinar itu berada di kepala Anda dan masuk pelahan-lahan ke Cakra mahkota anda
  2. Cahaya dan sinar itu menerangi cakra makhota kepala anda
  3. Cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke kening anda dan menerangi kening anda dan cakra ajan anda
  4. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke wajah anda dan menerangi seluruh wajah anda
  5. Cahaya dan sinar itu pelahan-lahan menerangi semua kepala anda
  6. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke leher anda dan menerangi leher anda cakra tenggorokan
  7. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke bahu dan kedada anda dan menerangi dada anda cakra jantung dan pelahan-lahan turun ke dua tangan anda dan menerangi kedua tangan anda dan menerangi telapak tangan anda
  8. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke perut anda dan menerangi perut anda cakra solar plexus
  9. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke perut bawah anda dan menerangi perut bawah anda cakra sex's
  10. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke bongkong anda dan menerangi semua bongkong anda cakra dasar
  11. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke dua kaki anda paha kanan dan kiri anda
  12. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke kaki betis anda betis kanan dan kiri anda
  13. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke telapak kaki kanan dan kiri anda
kemudian selanjutnya berupa kembali ke objeck Meditasi yaitu ke sati sebagai objeck Meditasi menurut karakternya masing-masing dan temukan cahaya itu dan di tambah 5 Arupa dhattu objeck Api,air,tanah,kayu,logam,namun disaat itu juga kembangkan Meditasi Metta Bhavana cinta kasih di dalam kehidupan anda dari semua yang ada itu,dengan cinta kasih ini dari semua yang benar akan menuju berdasarkan pandang yang cinta kasih dan benar,seperti halnya dengan lima indra dan di tambah satu indra lagi yaitu indar keenam atau mata ketiga cakra ajna itu.dengan Meditasi Metta Bhavana cinta kasih menerangi pikiran,jiwa,atsma,raga dan sukma,batin,dengan cinta kasih benar dari semua yang benar ini akan menujuh berdasarkan kebenaran baik indra mata,indra hidung,indra mulut,indra lida,indra teling,mata ketiga cakra ajna,cakra makhota,cakra tenggorokan,cakra jantung,cakra solar plexus,cakra sex's,cakra dasar akan menujuh berdasarkan cinta kasih yang benar dan Pandangan cinta kasih itu.sekarang silakan anda laksanakan dan mempraktekan Meditasi itu dan latihan Meditasi itu


Tanyak jawab bisa di isi melalui komental silakan anda menulis pertanyakan anda dalam komental di bawah ini:







Meditasi Anapanasati Meditasi Pernapasan(bimbingan Bhante candasilo)

Hari : Rabu 13 oktober 2010 07.00-08.30 s/d 19.00-20.30 Anapanasati (Meditasi pernapasan)30.menit Teori,30 menit praktek,30 menit tanyak jawabApa itu Meditasi Anapanasati orang tahu napas akan tetapi tidak mengerti apa itu napas ..?dan ada orang tahu Pernapasan akan tetapi tidak perna melatih pernapasan..?di dalam kehidupan manusia napas merupakan kehidupan manusia dan makhluk hidup di dunia ini,akan tetapi itu wajar dan normal dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup ini,jadi maksudnya di sini pernapasan merupakan latihan dari pernapasan Tentunya melalui Meditasi dengan mengamati keluar dan masuknya napsa,begitu juga pikiran timbul dan lenyap,sehingga orang banyak tidak tahu cara menpergunakan Meditasi Anapanasati itu,sehingga sesak napas karena menghitung napas (wah itu salah besar)akan tetapi mengamati keluar dan masuknya napas (itu baru benar),namun semua itu bisa di praktekan oleh siap saja,sampai anak kecil pun bisa mempraktekannya,cuman gampang napas itu normal saja sejak kita di lahirkan keluar dan masuk dan lepaskan apa adanya dengan normal itu baru benar,jadi Pernapasan ada dua Macam satu (1) Pernapasan Paru-paru itu yang normal dan yang kedua Pernapasan perut,sehingga ada orang yang Meditasi cuman pakai napas paru-paru saja dan ada yang pakai kedua-duanya,seperti napas paru-paru dan napas pakai perut.Didalam Meditasi Anapanasati (Meditasi pernapasan)kalau untuk ketenangan cukup pakai pernapasan paru-paru saja,sedangkan orang yang hobby oleh_raga seperti halnya olah raga menggolah pernapasan tenaga dalam,tai chi,riki,yoga,dalam olah raga chi kung,dan sebaginya yang menggelolah pernapasan tentunya dengan pernapasan perut.kemudian pernapasan perut bisa di kelolah dengan menarik napas dalam dan perut bagian bawah dan anus di naikan dan pelahan-lahan hembuskan keluar bersama perut di turunkan perlahan-lahan di bawah bagian pusar tiga jari tepat di cakra than tian dimana pusat energi chi itu bekerja,sedangakan kalau yang hobby nyanyi bagian perut di tarik keatas dan kembangkan sedikit bagian paru dari perut keatas dan bagi anda yang ingin dua-dua bisa di praktekan dalam keadaan duduk Meditasi itu.
  • rilek'sasi Badan jasmnai
  1. Tengkorak /kepal (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  2. dahi,pelipis kanan,kiri,(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  3. bola mata kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  4. pipi kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  5. rahang gigi kanan dan kiri atas (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  6. rahang gigi bawah kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  7. mulut, gigi,lida (rilek'skendor,rasakan sensasinya)
  8. dagu,seluruh wajah (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  9. telingga kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  10. batang leher kanan dan kiri depan,balakang (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  11. bahu kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  12. kedua tanggan (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  13. siku-siku tanggan(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  14. pegelangan tanggan (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  15. punggung tanggan kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  16. telapak tanggan kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  17. lima jari-jari tanggan kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  18. dada depan kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  19. punggung belakang kanan dan kiri (rilek,kendor,rasakan sensasinya)
  20. Perut kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  21. pinggang kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  22. pinggul kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  23. paha kanan dan kiri atas (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  24. paha kanan dan kiri bawah(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  25. dungkul kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  26. tulang kering kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  27. betis kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  28. pegelangan kaki kanan dan kiri(rilek'skendor,rasakan sensasinya)
  29. punggung kaki kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  30. telapak kaki kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  31. lima jari kaki kanan dan lima jari kaki kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  32. otak besar kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  33. otak kecil kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  34. saluran pernapasan paru-paru kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  35. jantung (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  36. saluran pencernaan lambung,usus besar,usus dua belas jari,usus kecil(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  37. hati,limpa,pangkeas,empedu(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  38. buah pinggang,kantong kening,(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  39. daging,minyak,otot,kulit(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  40. otot besar,otot menegah,otot kecil,saraf besar,saraf menegah,saraf kecil,urat besar,urat menegah,urat kecil(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  41. semua tulang kepala,tulang dada,tulang tangan,tulang kaki(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  • Cahaya murni berada di kehidupan anda
  1. cahaya dan sinar itu berada di kepala Anda dan masuk pelahan-lahan ke Cakra mahkota anda
  2. Cahaya dan sinar itu menerangi cakra makhota kepala anda
  3. Cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke kening anda dan menerangi kening anda dan cakra ajan anda
  4. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke wajah anda dan menerangi seluruh wajah anda
  5. Cahaya dan sinar itu pelahan-lahan menerangi semua kepala anda
  6. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke leher anda dan menerangi leher anda cakra tenggorokan
  7. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke bahu dan kedada anda dan menerangi dada anda cakra jantung dan pelahan-lahan turun ke dua tangan anda dan menerangi kedua tangan anda dan menerangi telapak tangan anda
  8. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke perut anda dan menerangi perut anda cakra solar plexus
  9. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke perut bawah anda dan menerangi perut bawah anda cakra sex's
  10. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke bongkong anda dan menerangi semua bongkong anda cakra dasar
  11. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke dua kaki anda paha kanan dan kiri anda
  12. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke kaki betis anda betis kanan dan kiri anda
  13. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke telapak kaki kanan dan kiri anda
kemudian selanjutnya berupa kembali ke objeck Meditasi yaitu ke sati sebagai objeck Meditasi menurut karakternya masing-masing dan temukan cahaya itu dan di tambah 5 Arupa dhattu objeck Api,air,tanah,kayu,logam,namun disaat itu juga kembangkan Meditasi Anapanasati (Meditasi Pernapasan)Meditasi di dalam kehidupan anda dari semua yang ada itu,dengan Pernapasan ini dari semua yang benar akan menuju berdasarkan Pernapasan yang benar,seperti halnya dengan lima indra dan di tambah satu indra lagi yaitu indar keenam atau mata ketiga cakra ajna itu.dengan Meditasi Anapanasati Meditasi pernapasan menerangi pikiran,jiwa,atsma,raga dan sukma,batin,dengan pernapasan benar dari semua yang benar ini akan menujuh berdasarkan kebenaran baik indra mata,indra hidung,indra mulut,indra lida,indra teling,mata ketiga cakra ajna,cakra makhota,cakra tenggorokan,cakra jantung,cakra solar plexus,cakra sex's,cakra dasar akan menujuh berdasarkan Anapanasati yang benar dan Pandangan Anapanasati itu.sekarang silakan anda laksanakan dan mempraktekan Meditasi itu dan latihan Meditasi itu.
Bagi yang yang sakit bisa di niatkan dengan cara manarik napas dalam-dalam dan buangkan napas anda berserta dengan niat anda baik penyakit yang ada di dalam tubuh manusia ini dan di saat itu dikeluarkan bersama napas dengan energi semua penyakit melalui mulut dengan niat dan membayangkan penyakit itu seperti Asap hitam dan di hembuskan kembali dari mulu ke Alam semesta,sehingga sampai dengan menarik napas dalam-dalam kembali berserta dengan niat menghirup udara atau menghisap semua energi kesehatan atau energi positip dari alam semesta dan menyembuhkan semua penyakit yang selama ini mengerogoti tubuh ini dan disaat itu juga di sembuhkan dari segala panyakit yang menyerang kehidupan ini dan di ulang kembali selam tiga (3) kali sampai normal kembali kehidupan Anda.



Tanyak jawab bisa di isi melalui komental ! silakan anda menulis pertanyakan anda dalam komental di bawah ini:








Friday, July 9, 2010

Meditasi Vipassana Bhavana Meditasi Pandangan terang(Bimbingan Bhante candasilo)



Hari : Kamis 14 0ktober 2010 07.00-08.30 s/d 19.00-20.30 Vipassana bhavana (Meditasi Pandangan terang)30.menit Teori,30 menit Praktek,30. menit tanyak jawab
Praktek Meditasi selama lima hari 15 jam yang di bimbing oleh Bhante candasilo di vihara Tanda Bhakti Bandung
Di dalam kehidupan manusia banyak orang tahu Meditasi akan tetapi tidak tahu apa itu Meditasi dan banyak orang mau bermeditasi akan tetapi sering malas untuk melakukan Meditasi,akibat dari semua kehidupan sebagai umat manusia yang sering terabaikan oleh semua aktivitas kehidupan sehari -hari,seperti halnya dengan mengurus rumah tangga,pekerjaan,mencari uang,menimbun harta,sekolah,mengurus keluarga orang tua, anak, dan masyarakat rami kalau dia duduk di pemerintahan setempat dan sebaginya itu.Meditasi banyak orang juga melakukan dengan menyingsinkan waktu sedikit dan ruang tempat untuk Meditasi seperti rumah,taman,hutan,kebun,ruang tersendiri,vihara,cetiya,letret di pergunugan,kaki gunung,gua dan sebaginya itu,sehingga kalau kita melihat setiap kehidupan manusia banyak yang terabaikan tentunya mengolah dirinya itu seperti cahaya yang ada di dalam dirinya itu yang terbungkus sangat dalam sekali,walupun manusia itu tetap hidup,akan tetapi kalau tidak di kelolah seperti kita melihat orang yang kegelapan,pandangan gelap, hitam,gelap,keriput,tidak cerah,masam,stress,tidak semanggat,lesu dan lepas capek dan sebaginya di dalam kehidupan,apa sebabnya karena tidak perna latihan Meditasi dan menggelolah cahaya yang ada di dalam kehidupan tubuhnya itu,sedangkan kalau orang yang rajin latihan Meditasi dan menggelolah batin dan jiwa raganya sampai sukma itu maka kehidupannya akan terlihat cerah bercahaya dan terlihat cantik kalau wanita dan kalau pria akan terlihat ganteng dan bercahaya dan awet muda.

Sekarang gimanakah dan dimanakah cahaya itu.?apakah cahaya itu selalu bersama kehidupan ini.?
baiklah ini suatu kehidupan yang setiap manusia memiliki cahaya itu masing-masing dari kehidupannya sebagai manusia,akan tetapi kita bisa melihat kalau dalam latihan Meditasi.kebanykan orang Meditasi sendiri dan ada juga yang suka di bimbing oleh seorang Praktisi Maditation atau seorang Meditator Meditasi,seperti seorang Bhikkhu atau seorang Petapa dan ini semua akan lebih baik dan lebih sempurna untuk mendapatkan ilmu Meditasi itu.Kalau dalam latihan Meditasi di bimbing seorang Bhikkhu maka arahan lebih damai dan sejuk penuh cinta kasih yang di pancarkan keseluruh alam semesta ini baik manusia dan makhluk hidup dimana saja,akan tetapi semua dalam bentuk jadwal latihan yang bisa di bimbing oleh seorang Bhikkhu.Dalam latihan yang bisa di praktekan berupa awal dalam latihan Meditasi berupa latihan dengan rileksasi badan jasmani dan pikiran,jiwa,sukma,dan batin bertahap-tahap dalam untuk memasuki latihan Meditasi itu.


  • rileksasi Badan jasmnai
  1. Tengkorak /kepal (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  2. dahi,pelipis kanan,kiri,(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  3. bola mata kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  4. pipi kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  5. rahang gigi kanan dan kiri atas (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  6. rahang gigi bawah kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  7. mulut, gigi,lida (rilek'skendor,rasakan sensasinya)
  8. dagu,seluruh wajah (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  9. telingga kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  10. batang leher kanan dan kiri depan,balakang (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  11. bahu kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  12. kedua tanggan (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  13. siku-siku tanggan(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  14. pegelangan tanggan (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  15. punggung tanggan kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  16. telapak tanggan kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  17. lima jari-jari tanggan kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  18. dada depan kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  19. punggung belakang kanan dan kiri (rilek,kendor,rasakan sensasinya)
  20. Perut kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  21. pinggang kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  22. pinggul kanan dan kiri (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  23. paha kanan dan kiri atas (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  24. paha kanan dan kiri bawah(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  25. dungkul kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  26. tulang kering kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  27. betis kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  28. pegelangan kaki kanan dan kiri(rilek'skendor,rasakan sensasinya)
  29. punggung kaki kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  30. telapak kaki kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  31. lima jari kaki kanan dan lima jari kaki kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  32. otak besar kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  33. otak kecil kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  34. saluran pernapasan paru-paru kanan dan kiri(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  35. jantung (rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  36. saluran pencernaan lambung,usus besar,usus dua belas jari,usus kecil(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  37. hati,limpa,pangkeas,empedu(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  38. buah pinggang,kantong kening,(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  39. daging,minyak,otot,kulit(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  40. otot besar,otot menegah,otot kecil,saraf besar,saraf menegah,saraf kecil,urat besar,urat menegah,urat kecil(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  41. semua tulang kepala,tulang dada,tulang tangan,tulang kaki(rilek's,kendor,rasakan sensasinya)
  • Cahaya murni berada di kehidupan anda
  1. cahaya dan sinar itu berada di kepala And dan masuk pelahan-lahan ke Cakra mahkota anda
  2. Cahaya dan sinar itu menerangi cakra mahkto kepala anda
  3. Cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke kening anda dan menerangi kening anda dan cakra ajan anda
  4. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke wajah anda dan menerangi seluruh wajah anda
  5. Cahaya dan sinar itu pelahan-lahan menerangi semua kepala anda
  6. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke leher anda dan menerangi leher anda cakra tenggorokan
  7. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke bahu dan kedada anda dan menerangi dada anda cakra jantung dan pelahan-lahan turun ke dua tangan anda dan menerangi kedua tangan anda dan menerangi telapak tangan anda
  8. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke perut anda dan menerangi perut anda cakra solar plexus
  9. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke perut bawah anda dan menerangi perut bawah anda cakra sex's
  10. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke bongkong anda dan menerangi semua bongkong anda cakra dasar
  11. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke dua kaki anda paha kanan dan kiri anda
  12. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke kaki betis anda betis kanan dan kiri anda
  13. cahaya dan sinar itu pelahan-lahan turun ke telapak kaki kanan dan kiri anda
kemudian selanjutnya berupa kembali ke objeck Meditasi yaitu ke sati sebagai objeck Meditasi menurut karakternya masing-masing dan temukan cahaya itu kembali dan disaat itu juga,namun disaat itu juga kembangkan Meditasi Pandangan terang di dalam kehidupan anda dari semua yang ada itu,dengan Pandangan terang ini dari semua yang benar akan menuju berdasarkan pandang yang terang dan benar,seperti halnya dengan lima indra dan di tambah satu indra lagi yaitu indar keenam atau mata ketiga cakra ajna itu.dengan Meditasi vipassana Pandangan terang menerangi pikiran,jiwa,atsma,raga dan sukma,batin,dengan pandangan benar dari semua yang benar ini akan menujuh berdasarkan kebenaran baik indra mata,indra hidung,indra mulut,indra lida,indra teling,mata ketiga cakra ajna,cakra makhota,cakra tenggorokan,cakra jantung,cakra solar plexus,cakra sex's,cakra dasar akan menujuh berdasarkan pandangan yang benar dan Pandangan terang itu.sekarang silakan anda laksanakan dan mempraktekan Meditasi itu dan latihan Meditasi itu
Tanyak jawab bisa di isi melalui komental silakan anda menulis pertanyakan anda dalam komental di bawah ini:







Tuesday, April 13, 2010

Chakra tubuh manusia





Chakra manusia merupakan titik pusat inti kekuatan dari semua kehidupan energy yang terkandung di dalam tubuh manusia itu,
akan tetapi semua ini bisa di hasilkan dari berbagai latihan seperti Meditasi,yoga,bertapa,senam tenaga dalam,chi kung,thai chi,semua ini akan menghasilkan energy aura yang bercahaya terang dan berwarna-warni dan
belah diri lainnya keterangan lebih lanjut dapat hubungi Alamat E_Mail:www.candasilo@yahoo.com atau E_Mail:www.Tjung_teck@yahoo.com dan Master Tjung teck.

chakra manusia dominan banyak orang mengatkan berasal dari tubuh manusia dan di hasilkan oleh manusia dengan bermacam-macam cara seperti Meditasi,spritual,yoga,bertapa,chi kung,thai chi,dan belah diri lainnya itu,akan tetapi setiap chakra tidak semua orang dapat memilikinya karena chakra dari tubuh manusia itu dapat di
hasilkan oleh dirinya sendiri seperti banyak spritual,Meditasi,yoga,bertapa,senam tenaga dalam,chi kung,thai chi dan sebaginya itu bisa terhujut dengan cahaya aura yang ada di miliki oleh tubuhnya dengan pengolahan chakra yang ada di dalam tubuhnya itu,namun semua itu bisa terhujut apabilah banyak latihan dan megelolanya dengan baik
,setiap manusia kalau melakukan spritual atau Meditasi tentunya apa yang di cari selain pencerahan sempurna dan keseimbangan batin,pikiran,kesadaran,dan pengendalian diri sampai dengan hal yang lain,sehingga banyak orang melakukan spritual dan Meditasi banyak mencari atau tidak mencari apa inti sebenarnya dari pengendalian diri dan pengolahan diri itu,
jadi semua kembali kepada kita masing-masing apa yang ingin di cari di dalam kehidupan dalam tubuh ini sebagai tempat untuk ritual dan Meditasi itu dan menjalakan semua aktivitas kehidupan sehari-hari ini yang kurang sempurna dan kembali ingin menyempurnakan kehidupan ini lebih baik dari sebelumnya itu,alangka baik semua itu mulai untuk berlatih baik spritual,
Meditasi,yoga dan sebaginya yang tujuan untuk memperbaiki kehidupan yang banyak kekurangan dan menyempurnakan hidup ini ketujuan yang lebih baik.

Chakra manusia dapat di bangkitkan oleh dirinya sendiri dengan banyak melatih diri spritual dan Meditasi pada jaman dahulu banyak melakukan praktek spritual dan Meditasi dengan tujuan ingin dekat dan bersatu dengan Maha pencipta alam semesta Tuhan Yang Maha Esa itu dan bersatu dengan semua Energy alam semesta itu dan terus-menerus sampai menemukan hubungan
chakra dan energy yang di hasilkan dan hubungan kepada alam semesta dengan kekuatan-kekuatan alam semesta itu,sehingga jamana dahulu sangat sulit untuk memperdiksi setiap chakra yang di hasilkan oleh spritual dan Meditasi sehingga cuman muncul simbul-simbul chakra yang tergambar dan tertulis di bermacam-macam kitab suci dan buku spritual yang lain,seperti kalau di
india dan dalam agama hindu dan Buddha dengan lambang chakra dengan simbul tulisannya,dan sedangakan di jalan sekarang ini yang makin maju dengan teknologi tinggi ini semua bisa di lihat dengan penemuan dari manusia itu sendiri,seperti halnya dengan sken aurah manusia dan melihat chakra manusia dengan mesin canggih seperti sken foto,komputer,dan mesin penditeksi aurah dan sebaginya
yang tujuan untuk mengetahui lebih dalam apa itu chakra dan kegunaanya untuk apa....?dan sebaginnya,sehingga manusia sekarang mencari dan mencari tahu terus-menerus dengan teknologi yang ada itu.

Chakra manusia dengan spritual tentunya dengan banyak melakukan spritual dan ritual pemujaan dan penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Alam semesta yang tentuya dengan mantra suci ,paritta suci,kitab suci,yang tertulis dalam kata-kata ritual dan pemujahan itu,sehingga tujuan awalnya dengan pencapaian batin dengan pencipta alam semesta itu,sehingga menyatu dengan energy alam semesta itu,
dan pengolahan dan latihan diri pun tercapai di dalam dirinya,jadi muculah chakra-chakra yang di hasilkan itu dari setiap ritual dengan penyatuhan energy dirinya sendiri dan alam semesta itu terjadi dan chakra-chakra yang ada di dalam dirinya sendiri pun aktiv dan mempunyai kekuatan spritual itu.

Pengelolahan atau latihan chakra sangat muda yang penting banyak latihan ritual atau Meditasi dan chakra sebenarnya merupakan roda yang berputar seperti bunga teratai yang berputar kanan dan kiri bagaikan roda yang berputar dan dalam bahasa sansekerta berarti roda berputar chakra merupakan metafisika untuk spritual dan Meditasi yang terdapat dalam organ tubuh manusia itu yang di dalam alam semesta terkandung
5 unsur elemen energy itu,seperti unsur api,air,tanah,kayu,dan logam dan chakra yang ada di dalam tubuh manusia itu seperti roda yang berputar dan seperti teratai yang berkembang dan berputar.Ada tujuh chakra utama di dalam tubuh manusia itu antara lainnya :

1.chakra Sahasrara (chakra Mahkota atau pintu gerbang energy spiritual)
Chakra Sahasrara terletak pada ubun-ubun kepala. Chakra ini dapat terus berkembang jika dialiri energi Metafisika Spiritual,dan Meditasi energi Metafisika 5 Unsur Alam Semesta (Unsur Api,Air,tanah,kayu,logam), dan energi Shaktiphat dari chakra Kundalini (Mooladhara). Kita dapat mengalirkan energi ini melalui jalannya chakra Kundalini melalui jalur Sushumna, nadi Ida dan nadi Pingala.
Sifat chakra Sahasrara ini adalah memiliki energi Spiritual yang lebih tinggi dibandingkan dengan lima chakra utama lainnya (selain chakra Ajna) dan memiliki energi 5 unsur yang sedikit rendah. Oleh karena itu, energi dari chakra Sahasrara ini bersifat dingin dan kaya dengan energi Spiritual. Chakra Sahasrara berguna sebagai pintu gerbang masuknya energi Spiritual yang telah diperoleh dari chakra Shing Chi Outer Body. Dalam proses keseimbangan chakra, energi chakra ini dapat diseimbangkan dengan chakra Kundalini

2.chakra Ajna (chakra mata ketiga atau indra keenam dan chakra spiritual pada tubuh manusia )
Chakra Ajna terletak di tengah-tengah antara alis mata kanan dan kiri. Chakra Ajna dapat terus dibangkitkan dan berkembang jika terus dialiri energi Metafisika Spiritual, dan Meditasi energi Metafisika 5 Unsur Alam Semesta (Unsur Api,Ai,tanah,kayu,logam) dan energi Shaktiphat dari chakra Kundalini (Mooladhara).
Chakra Ajna ini memiliki energi Spiritual yang lebih tinggi dibandingkan enam chakra utama lainnya, dan juga lebih tinggi dibandingkan dengan chakra Sahasrara. Chakra Ajna merupakan chakra Spiritual pada tubuh manusia dan memiliki energi 5 Unsur Alam Semesta yang sedikit rendah sehingga energi chakra Ajna ini lebih dominan dalam pembangkitan spiritual. Dalam proses keseimbangan chakra, chakra ini dapat diseimbangkan dengan chakra Ajna baik depan dan belakang (otak depan & belakang bagian kiri & kanan).

3.chakra visudhi (chakra tenggorokan)
Chakra Visudhi terletak pada tenggorokan. Chakra ini dapat terus dibangkitkan dan berkembang jika chakra ini terus dialiri energi Metafisika Spiritual dan Meditasi energi Metafisika 5 Unsur Alam Semesta dan energi Shaktiphat dari chakra Kundalini (Mooladhara).
Sifat chakra Visudhi adalah memiliki energi Spiritual yang cukup seimbang. Chakra ini juga sedikit lebih seimbang dibandingkan chakra Sahasrara dan chakra Ajna karena chakra Visudhi merupakan chakra penyeimbang dari segala hawa nafsu yang terdapat pada chakra Svadhistana pada tubuh manusia. Chakra Visudhi memiliki energi 5 Unsur Alam Semesta yang cukup seimbang sehingga energi chakra Visudhi merupakan regulator (pengatur) keseimbangan segala hawa nafsu tubuh manusia. Dalam proses keseimbangan energi, energi chakra Visudhi dapat diseimbangkan dengan chakra Svadhistana.

4.chakra Anahata (chakra jantung)
Chakra Anahata terdapat pada jantung manusia. Chakra ini merupakan penggerak dan penyeimbang detak jantung manusia, dan menggerakkan darah yang masuk dan keluar baik melalui bilik kanan dan bilik kiri maupun melalui serambi kanan dan kiri. Chakra Anahata juga mengendalikan pembuluh-pembuluh darah pada jantung dan pada seluruh tubuh.
Chakra Anahata dapat terus bangkit dan berkembang jika chakra ini dialiri energi Spiritual dan energi 5 Unsur Alam Semesta dan energi Shaktiphat dari Chakra Kundalini (Mooladhara).
Chakra Anahata memiliki keseimbangan dalam energi, terutama energi Spiritual dan energi 5 Unsur Alam Semesta. Chakra ini bersifat sebagai pembangkit dan penyeimbang sehingga dalam proses keseimbangan energi pada chakra, chakra Anahata dapat menyeimbangkan kekuatan daya tahan tubuh yang terbesar yang berasal dari chakra Manipura (Chakra Pusar).

5.chakra Manipura (chakra pusar)
Chakra Manipura terletak pada pusar manusia. Chakra ini merupakan inti kekuatan daya tahan tubuh manusia yang terbesar.
Chakra Manipura dapat mengoordinasi seluruh kegiatan dari sistem saluran pencernaan manusia . Oleh karena itu, chakra Manipura merupakan inti penggerak dari organ-organ pencernaan, seperti usus besar, usus kecil, usus halus, usus 12 jari, usus buntu, ginjal, dan lambung. Chakra ini merupakan penyeimbang energi murni yang telah diperoleh dari saluran pencernaan.
Chakra Manipura dapat terus berkembang dan aktif jika dialiri energi Spiritual dan energi 5 Unsur Alam Semesta dan energi Shaktiphat dari Chakra Kundalini (Mooladhara). Chakra ini memiliki keseimbangan yang baik antara energi Spiritual dan energi 4 Unsur Alam Semesta sehingga chakra ini bersifat sebagai penyeimbang energi pada saluran pencernaan. Dalam proses keseimbangan energi chakra, chakra Manipura dapat diseimbangkan dengan chakra Anahata.

6.chakra Svadhistana (chakra Sex atau Chakra alat kelamin)
Chakra Svadhistana terletak pada alat vital manusia. Chakra ini memiliki keseimbangan energi Spiritual dan energi 5 Unsur Alam Semesta yang cukup seimbang dan selaras. Namun, ketidakseimbangan dapat terjadi jika chakra Svadhis-tana yang bangkit maksimal tidak diseimbangkan oleh chakra Visudhi sehingga hawa nafsu manusia tidak dapat terkendali.
Chakra Svadhistana berfungsi sebagai pengendali urin yang diedarkan dari ginjal dan menyeimbangkan kadar urin terhadap racun-racun seperti kreatinin dan urium. Selain itu, chakra ini juga menyeimbangkan hormon ovum dan sperma serta hormon insulin dan hormon adrenalin —yang jika tidak seimbang dapat menyebabkan kadar gula yang menurun dan kadar gula yang menaik atau mengendap (gula darah).
Chakra ini dapat terus berkembang dan aktif jika chakra ini dialiri energi Spiritual dan energi 5 Unsur Alam Semesta dan energi Shaktiphat dari Chakra Kundalini (Mooladhara).

7.chakra Mooladhara (chakra kundalini atau chakra dasar)
Chakra Mooladhara (Kundalini) terdapat pada dasar tu-lang ekor. Chakra ini merupakan inti dari inti awal pem-bangkitan chakra lainnya. Kebangkitan chakra Mooladhara (Kundalini) merupakan kebangkitan yang sangat dahsyat karena dapat membangkitkan chakra-chakra lainnya pada seluruh chakra tubuh manusia, ketujuh chakra lainnya, jalur Sushumna, nadi Ida, dan nadi Pingala. Karena mempunyai energi cadangan (spare energy) yang lebih tinggi dari chakra-chakra lainnya, chakra Mooladhara mempunyai keistimewaan, yaitu hanya chakra ini yang dapat menuju ke seluruh cakra yang berada pada chakra Jasad.
Energi Spiritual, energi 5 Unsur Alam Semesta, energi Shaktiphat, dan energi cadangan pada chakra ini sangat mak-simal dan sangat seimbang sehingga dapat berfungsi sebagai penyeimbang dan penyelaras seluruh energi pada tubuh manusia.
Chakra ini memiliki sifat penyeimbang dan pengatur segala yang ada pada tubuh manusia, seperti:

* Sebagai penyeimbang dan pengatur organ-organ utama pada tubuh, seperti lima organ Yin (jantung, paru-paru, limpa, ginjal, dan hati) dan lima organ Yang (usus besar, usus halus, usus 12 jari, usus buntu, dan lambung)
* Sebagai pengatur energi pada tubuh
* Sebagai pengatur hormon pada tubuh
* Sebagai pengatur sirkulasi darah, air, serat makanan, dan gizi pada tubuh.

Sunday, January 3, 2010

Meditasi Metta Bhavana

Meditasi Bhavana hal.

Meditasi BHAVANA
PENGERTIAN, FAEDAH,
DAN Meditasi
Meditasi banyak dilakukan setiap orang tentunya dengan bermacam-macam cara dari kehidupan dimana akan melaksanakan suatu Meditasi itu yang membuat kondisi Meditasi yang nyaman dan tenang,Meditasi bhavana ini banyak yang bisa di hujutkan dengan praktek di kehidupan sehari-hari dengan baik kondisi yang berbeda-beda pula akan tetapi semuanya juga akan sama dengan konsentrasi yang terpusat pikiran dengan objecknya masing-masing baik dia seorang praktisi Meditasi seorang wanita dan laki-laki itu sama cuman perbedaan hal sifat dan prilaku yang berbeda baik seorang wanita dan seorang laki-laki itu.

CARA MELAKSANAKAN Meditasi BHAVANA
1. PENGERTIAN Meditasi BHAVANA
Meditasi Bhavana berarti pengembangan, yaitu pengembangan batin dalam melaksanakan pembersihannya.
Istilah lain yang arti dan pemakaiannya hampir sama dengan bhavana adalah samadhi. Samadhi berarti
pemusatan pikiran pada suatu obyek.
Samadhi yang benar (samma samadhi) adalah pemusatan pikiran pada obyek yang dapat
menghilangkan kekotoran batin tatkala pikiran bersatu dengan bentuk-bentuk karma yang baik, sedangkan
samadhi yang salah (miccha samadhi) adalah pemusatan pikiran pada obyek yang dapat menimbulkan
kekotoran batin tatkala pikiran bersatu dengan bentuk-bentuk karma yang tidak baik. Jika dipergunakan
istilah samadhi, maka yang dimaksud adalah "Samadhi yang benar".
2. FAEDAH BHAVANA
Bhavana atau meditasi yang benar akan memberikan faedah bagi orang bagi orang yang
melaksanakannya. Faedah-faedah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari dari praktek meditasi itu
adalah :
1. Bagi orang yang selalu sibuk, meditasi akan menolong dia untuk membebaskan diri dari ketegangan
dan mendapatkan relaksasi atau pelemasan.
2. Bagi orang yang sedang bingung, meditasi akan menolong dia untuk menenangkan diri dari
kebingungan dan mendapatkan ketenangan yang bersifat sementara maupun yang bersifat permanen
(tetap).
3. Bagi orang yang mempunyai banyak problem atau persoalan yang tidak putus-putusnya, meditasi
akan menolong dia untuk menimbulkan ketabahan dan keberanian serta mengembangkan kekuatan
untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut.
4. Bagi orang yang kurang percaya diri sendiri, meditasi akan menolong dia untuk mendapatkan
keparcayaan kepada diri sendiri yang sangat dibutuhkannya itu.
5. Bagi orang yang mempunyai rasa takut dalam hati atau kebimbangan, meditasi akan menolong dia
untuk mendapatkan pengertian terhadap keadaan atau sifat yang sebenarnya dari hal-hal yang
menyebabkannya takut dan selanjutnya dia akan dapat mengatasi rasa takut itu dalam pikirannya.
6. Bagi orang yang selalu merasa tidak puas terhadap segala sesuatu dalam lingkungannya atau dalam

2
kehidupan ini, meditasi akan memberikan dia perubahan dan perkembangan yang menuju pada
kepuasan batin.
7. Bagi orang yang pikirannya sedang kacau dan berputus asa karena kurangnya pengertian akan sifat
kehidupan dan keadaan dunia ini, meditasi akan menolong dia untuk memberikan pengertian padanya
bahwa pikirannya itu kacau utnuk hal-hal yang tidak ada gunanya.
8. Bagi orang yang ragu-ragu dan tidak begitu tertarik kepada agama, meditasi akan menolong dia
untuk mengatasi keragu-raguannya itu dan untuk melihat segi-segi serta nilai-nilai yang praktis
dalam bimbingan agama.
9. Bagi seorang pelajar atau mahasiswa, meditasi akan menolong dia untuk menimbulkan dan
menguatkan ingatannya serta untuk belajar lebih seksama dan lebih efisien.
10. Bagi orang yang kaya, meditasi akan menolong dia untuk dapat melihat sifat dan kegunaan dari
kekayaannya itu, bagaimana cara menggunakan harta tersebut untuk kebahagiaan dirinya sendiri dan
kebahagiaan orang lain.
11. Bagi orang miskin, meditasi akan menolong dia untuk memiliki rasa puas dan ketenangan serta tidak
melampiaskan rasa iri hati terhadap orang lain yang lebih mampu daripadanya.
12. Bagi seorang pemuda yang sedang berada dalam persimpangan jalan dari kehidupan ini dan dia tidak
tahu jalan mana yang akan ditempuhnya, meditasi akan menolong dia untuk mendapatkan pengertian
dalam menempuh salah satu jalan yang akan membawa ke tujuannya.
13. Bagi orang yang telah lanjut usia yang telah bosan dengan kehidupan ini, meditasi akan menolong
dia ke dalam pengertian yang lebih mendalam mengenai kehidupan ini, dan pengertian tersebut akan
memberi dia kelegaan dan kebebasan dari penderitaan serta pahit getirnya kehidupan ini, dan akan
menimbulkan kegairahan yang baru bagi dirinya.
14. Bagi orang yang mudah marah, meditasi akan menolong dia mengembangkan kekuatan kemauan
untuk mengatasi kelemahan-kelemahannya.
15. Bagi orang yang bersifat iri hati, meditasi akan menolong dia untuk mengerti tentang bahayanya sifat
iri hati itu.
16. Bagi orang yang diperbudak oleh panca inderanya, meditasi akan menolong dia untuk belajar
menguasai nafsu-nafsu dan keinginannya itu.
17. Bagi orang yang telah ketagihan minuman keras yang memabukkan, meditasi akan menolong dia
untuk menyadari dirinya dan melihat cara mengatasi kebiasaan yang berbahaya itu yang telah
memperbudak dan mengikat dirinya.
18. Bagi orang yang tidak terpelajar atau bodoh, meditasi akan memberikan dia kesempatan untuk
mengenal diri dan mengembangkan pengetahuan-pengetahuan yang sangat berguna untuk
kesejahteraan diri sendiri dan untuk keluarga serta handai taulannya.
19. Bagi orang yang sungguh-sungguh melakukan latihan meditasi yang benar ini, maka nafsu-nafsu dan
emosinya tak mempunyai kesempatan untuk memperbodohi dirinya lagi.
20. Bagi orang yang bijaksana, meditasi akan membawa dia kepada kesadaran yang lebih tinggi dan
pencapaian penerangan sempurna; dia akan dapat melihat segala sesuatu dengan sewajarnya dan
tidak akan terseret lagi ke dalam persoalan-persoalan yang remeh.
21. Selanjutnya, dalam agama Buddha, meditasi yang benar itu dipergunakan untuk membebaskan diri
dari segala penderitaan, untuk mencapai Nibbana.

3
Demikianlah beberapa faedah praktis yang dapat dihasilkan dari latihan meditasi. Faedah-faedah ini
merupakan milik yang akan ditemui dalam pikiran sendiri.
3. CARA MELAKSANAKAN BHAVANA
Orang yang baru belajar meditasi sebaiknya mencari tempat yang cocok untuk melakukan meditasi.
Tempat itu adalah tempat yang sunyi dan tenang, bebas dari gangguan orang-orang di sekitarnya, bebas
dari gangguan nyamuk. Untuk tahap permulaan, hendaknya orang berlatih di tempat yang sama, jangan
pindah-pindah tempat. Jika meditasinya telah maju, maka dapat dilakukan di mana saja di setiap tempat,
baik di kantor, di pasar, di kebun, di hutan, di goa, dikuburan, maupun di tempat yang ramai.
Waktu untu melaksanakannya dapat dipilih sendiri. Biasanya waktu yang baik untuk bermeditasi adalah
pagi hari antara pukul 04.00 sampai pukul 07.00 dan malam hari antara pukul 17.00 sampai pukul 22.00.
Jika waktu untuk bermeditasi telah ditentukan, maka waktu tersebut hendaknya digunakan khusus untuk
bermeditasi. Meditasi sebaiknya dilakukan setiap hari dengan waktu yang sama secara teratur atau
kontinyu. Bila meditasinya telah maju, maka dapat dilakukan kapan saja, pada setiap waktu.
Orang bebas memilih posisi meditasi. Biasanya posisi meditasi yang baik adalah duduk bersila di lantai
yang beralas, dengan meletakkan kaki kanan di atas kaki kiri, dan tangan kanan menumpu tangan kiri di
pangkuan. Atau boleh juga dalam posisi setengah sila, dengan kaki dilipat ke samping. Bahkan kalau
tidak memungkinkan, maka dipersilahkan duduk di kursi. Yang penting adalah bahwa badan dan kepala
harus tegak, tetapi tidak kaku atau tegang. Duduklah seenaknya, jangan bersandar. Mulut dan mata harus
tertutup. Selama meditasi berlangsung hendaknya diusahakan untuk tidak menggerakkan anggota badan,
jika tidak perlu. Namun bila badan jasmani merasa tidak enak, maka diperbolehkan untuk menggerakkan
tubuh atau mengubah sikap meditasi. Tetapi, hal ini harus dilakukan perlahan-lahan, disertai dengan
penuh perhatian dan kesadaran. Jika meditasinya telah maju, maka dapat dilakukan dalam berbagai posisi,
baik berdiri, berjalan, maupun berbaring.
Sebelum melaksanakan meditasi, sebaiknya diminta petunjuk atau nasehat dari guru meditasi atau
mereka yang telah berpengalaman mengenai meditasi, agar dapat dicapai sukses dalam bermeditasi.
Pada saat hendak bermeditasi, sebaiknya dibacakan paritta terlebih dahulu. Selanjutnya, laksanakanlah
meditasi dengan tekun. Pikiran dipusatkan pada obyek yang telah dipilih. Pada tingkat permulaan,
tentunya pikiran akan lari dari obyek. Hal ini biasa, karena pikiran itu lincah, binal, dan selalu bergerak.
Namun, hendaknya orang yang bermeditasi selalu sadar dan waspada terhadap pikiran. Bila pikiran itu
lari dari obyek, ia sadar bahwa pikiran itu lari, dan cepat mengembalikan pikiran itu pada obyek semula.
Bila hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka kemajuan dalam meditasi pasti akan diperoleh.
PEMBAGIAN BHAVANA

4
Bhavana dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Samatha Bhavana, berarti pengembangan ketenangan batin.
2. Vipassana Bhavana, berarti pengembangan pandangan terang.
Diantara kedua jenis bhavana ini terdapat perbedaan. Perbedaan itu mencakup:
a. Tujuannya
Samatha Bhavana merupakan pengembangan batin yang bertujuan untuk mencapai ketenangan. Dalam
Samatha Bhavana, batin terutama pikiran terpusat dan tertuju pada suatu obyek. Jadi pikiran tidak
berhamburan ke segala penjuru, pikiran tidak berkeliaran kesana kemari, pikiran tidak melamun dan
mengembara tanpa tujuan.
Dengan melaksanakan Samatha Bhavana, rintangan-rintangan batin tidak dapat dilenyapkan secara
menyeluruh. Jadi kekotoran batin hanya dapat diendapkan, seperti batu besar yang menekan rumput
hingga tertidur di tanah. Dengan demikian, Samatha Bhavana hanya dapat mencapai tingkat-tingkat
konsentrasi yang disebut jhana-jhana, dan mencapai berbagai kekuatan batin.
Sesungguhnya pikiran yang tenang bukanlah tujuan terakhir dari meditasi. Ketenangan pikiran
hanyalah salah satu keadaan yang diperlukan untuk mengembangkan pandangan terang atau Vipassana
Bhavana.
Vipassana Bhavana merupakan pengembangan batin yang bertujuan untuk mencapai pandangan terang.
Dengan melaksanakan Vipassana Bhavana, kekotoran-kekotoran batin dapat disadari dan kemudian
dibasmi sampai keakar-akarnya, sehingga orang yang melakukan Vipassana Bhavana dapat melihat hidup
dan kehidupan ini dengan sewajarnya, bahwa hidup ini dicengkeram oleh anicca (ketidak-kekalan),
dukkha (derita), dan anatta (tanpa aku yang kekal). Dengan demikian, Vipassana Bhavana dapat menuju
ke arah pembersihan batin, pembebasan sempurna, pencapaian Nibbana.
Sesungguhnya "dalam kitab suci telah ditulis bahwa hanya dengan pandangan terang inilah kita dapat
menyucikan diri kita, dan tidak dengan jalan lain".
b. Obyeknya
Obyek yang dipakai dalam Samatha Bhavana ada 40 macam. Obyek-obyek itu adalah sepuluh kasina,
sepuluh asubha, sepuluh anussati, empat appamañña, satu aharapatikulasañña, satu catudhatuvavatthana,
dan empat arupa. Sebaliknya, obyek yang dipakai dalam Vipassana Bhavana adalah nama dan rupa (batin
dan materi), atau empat satipatthana.
c. Penghalangnya
Dalam melaksanakan Samatha Bhavana, pada umumnya orang yang bermeditasi sering mendapat
gangguan atau halangan atau rintangan, yaitu lima nivarana dan sepuluh palibodha. Dalam melaksanakan
Vipassana Bhavana, terdapat pula rintangan-rintangan yang dapat menghambat perkembangan pandangan
terang, yang disebut sepuluh vipassanupakilesa.
SAMATHA BHAVANA

5
1. EMPAT PULUH MACAM OBYEK MEDITASI
Dalam Samatha Bhavana ada 40 macam obyek meditasi. Obyek-obyek meditasi ini dapat dipilih salah
satu yang kiranya cocok dengan sifat atau pribadi seseorang. Pemilihan ini dimaksudkan untuk membantu
mempercepat perkembangannya. Pemilihan sebaiknya dilakukan dengan bantuan seorang guru.
Keempat puluh macam obyek meditasi itu adalah :
Sepuluh kasina (sepuluh wujud benda), yaitu :
1. Pathavi kasina = wujud tanah
2. Apo kasina = wujud air
3. Teja kasina = wujud api
4. Vayo kasina = wujud udara atau angin
5. Nila kasina = wujud warna biru
6. Pita kasina = wujud warna kuning
7. Lohita kasina = wujud warna merah
8. Odata kasina = wujud warna putih
9. Aloka kasina = wujud cahaya
a.
10. Akasa kasina = wujud ruangan terbatas
Sepuluh asubha (sepuluh wujud kekotoran), yaitu :
1. Uddhumataka = wujud mayat yang membengkak
2. Vinilaka = wujud mayat yang berwarna kebiru-biruan
3. Vipubbaka = wujud mayat yang bernanah
4. Vicchiddaka = wujud mayat yang terbelah di tengahnya
5. Vikkahayitaka = wujud mayat yang digerogoti binatang-binatang
6. Vikkhittaka = wujud mayat yang telah hancur lebur
7. Hatavikkhittaka = wujud mayat yang busuk dan hancur
8. Lohitaka = wujud mayat yang berlumuran darah
9. Puluvaka = wujud mayat yang dikerubungi belatung
b.
10. Atthika = wujud tengkorak
Sepuluh anussati (sepuluh macam perenungan), yaitu :
1. Buddhanussati = perenungan terhadap Buddha
2. Dhammanussati = perenungan terhadap Dhamma
3. Sanghanussati = perenungan terhadap Sangha
c.
4. Silanussati = perenungan terhadap sila
Bhavana hal.
Sumber: Website Buddhis Samaggi Phala, http://www.samaggi-phala.or.id
6
5. Caganussati = perenungan terhadap kebajikan
6. Devatanussati = perenungan terhadap makhluk-makhluk agung atau para dewa
7. Marananussati = perenungan terhadap kematian
8. Kayagatasati = perenungan terhadap badan jasmani
9. Anapanasati = perenungan terhadap pernapasan
10. Upasamanussati = perenungan terhadap Nibbana atau Nirwana
Empat appamañña (empat keadaan yang tidak terbatas), yaitu :
1. Metta = cinta kasih yang universal, tanpa pamrih
2. Karuna = belas kasihan
3. Mudita = perasaan simpati
d.
4. Upekkha = keseimbangan batin
e. Satu aharapatikulasanna (satu perenungan terhadap makanan yang menjijikkan)
f. Satu catudhatuvavatthana (satu analisa terhadap keempat unsur yang ada di dalam badan jasmani)
Empat arupa (empat perenungan tanpa materi), yaitu :
1. Kasinugaghatimakasapaññatti = obyek ruangan yang sudah keluar dari kasina
2. Akasanancayatana-citta = obyek kesadaran yang tanpa batas
3. Natthibhavapaññati = obyek kekosongan
g.
4. Akincaññayatana-citta = obyek bukan pencerapan pun tidak bukan pencerapan
a. Sepuluh kasina (sepuluh wujud benda)
Dalam kasina tanah, dapat dipakai kebun yang baru dicangkul atau segumpal tanah yang dibulatkan.
Dalam kasina air, dapat dipakai sebuah telaga atau air yang ada di dalam ember. Dalam kasina api,
dapat dipakai api yang menyala yang di depannya diletakkan seng yang berlobang. Dalam kasina
angin, dapat dipakai angin yang berhembus di pohon-pohon atau badan. Dalam kasina warna, dapat
dipakai benda-benda seperti bulatan dari kertas, kain, papan, atau bunga yang berwarna biru, kuning,
merah, atau putih. Dalam kasina cahaya, dapat dipakai cahaya matahari atau bulan yang memantul di
dinding atau di lantai melalui jendela dan lain-lain. Dalam kasina ruangan terbatas, dapat dipakai
ruangan kosong yang mempunyai batas-batas disekelilingnya seperti drum dan lain-lain.
Disini, mula-mula orang harus memusatkan seluruh perhatiannya pada bulatan yang berwarna biru
misalnya. Selanjutnya, dengan memandang terus pada bulatan itu, orang harus berjuang agar
pikirannya tetap berjaga-jaga, waspada, dan sadar. Sementara itu, benda-benda di sekeliling bulatan
tersebut seolah-olah lenyap, dan bulatan tersebut kelihatan menjadi makin semu dan akhirnya sebagai
bayangan pikiran saja. Kini, walaupun mata dibuka atau ditutup, orang masih melihat bulatan biru itu
di dalam pikirannya, yang makin lama makin terang seperti bulatan dari rembulan.

7
b. Sepuluh asubha (sepuluh wujud kekotoran)
Dalam sepuluh asubha ini, orang melihat atau membayangkan sesosok tubuh yang telah menjadi
mayat diturunkan ke dalam lubang kuburan, membengkak, membiru, bernanah, terbelah di tengahnya,
dikoyak-koyak oleh burung gagak atau serigala, hancur dan membusuk, berlumuran darah,
dikerubungi oleh lalat dan belatung, dan akhirnya merupakan tengkorak. Selanjutnya, ia menarik
kesimpulan terhadap badannya sendiri, "Badanku ini juga mempunyai sifat-sifat itu sebagai kodratnya,
tidak dapat dihindari". Disinilah hendaknya orang memegang dengan teguh di dalam pikirannya obyek
yang berharga yang telah timbul, seperti gambar pikiran mengenai mayat yang membengkak dan lainlain.
Sepuluh anussati (sepuluh macam perenungan)
Dalam Buddhanussati, direnungkan sembilan sifat Buddha. Kesembilan sifat Buddha tersebut
adalah maha suci, telah mencapai penerangan sempurna, sempurna pengetahuan dan tingkah lakunya,
sempurna menempuh jalan ke Nibbana, pengenal semua alam, pembimbing manusia yang tiada
taranya, guru para dewa dan manusia, yang sadar, yang patut dimuliakan.
Dalam Dhammanussati, direnungkan enam sifat Dhamma. Keenam sifat Dhamma itu adalah telah
sempurna dibabarkan, nyata di dalam kehidupan, tak lapuk oleh waktu, mengundang untuk
dibuktikan, menuntun ke dalam batin, dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing-masing.
Dalam Sanghanussati, direnungkan sembilan sifat Ariya-Sangha. Kesembilan sifat Ariya-Sangha itu
adalah telah bertindak dengan baik, telah bertindak lurus, telah bertindak benar, telah bertindak patut,
patut menerima persembahan, patut menerima tempat bernaung, patut menerima bingkisan, patut
menerima penghormatan, lapangan untuk menanam jasa yang tiada taranya di alam semesta.
Dalam silanussati, direnungkan sila yang telah dilaksanakan, yang tidak patah, yang tidak ternoda,
yang dipuji oleh para bijaksana, dan menuju pemusatan pikiran.
Dalam caganussati, direnungkan kebajikan berdana yang telah dilaksanakan, yang menyebabkan
musnahnya kekikiran.
Dalam devatanussati, direnungkan makhluk-makhluk agung atau para dewa yang berbahagia, yang
sedang menikmati hasil dari perbuatan baik yang telah dilakukannya.
Dalam marananussati, orang harus merenungkan bahwa pada suatu hari, kematian akan datang
menyongsongku dan makhluk lainnya; bahwa badan ini harus dibagi-bagikan olehku kepada ulat-ulat,
kutu, belatung, dan binatang lainnya yang hidup dengan ini; bahwa tidak ada seorang pun yang
mengetahui kapan, di mana, dan melalui apa orang akan meninggal, serta keadaan yang bagaimana
menungguku setelah kematian.
Dalam kayagatasati, orang merenungkan 32 bagian anggota tubuh, dari telapak kaki ke atas dan dari
puncak kepala ke bawah, yang diselubungi kulit dan penuh kekotoran; bahwa di dalam badan ini
terdapat rambut kepala, bulu badan, kuku, gigi, kulit, daging, urat, tulang, sumsum, ginjal, jantung,

8
hati, selaput dada, limpa, paru-paru, usus, saluran usus, perut, kotoran, empedu, lendir, nanah, darah,
keringat, lemak, air mata, minyak kulit, ludah, ingus, cairan sendi, air kencing, dan otak.
Dalam anapanasati, orang merenungkan keluar masuknya napas. Dengan sadar ia menarik napas,
dengan sadar ia mengeluarkan napas.
Dalam upasamanussati, orang merenungkan Nibbana atau Nirwana yang terbebas dari kekotoran
batin, hancurnya keinginan, putusnya lingkaran tumimbal lahir.
d. Empat appamañña (empat keadaan yang tidak terbatas)
Empat appamañña ini sering disebut juga sebagai Brahma-Vihara (kediaman yang luhur).
Dalam melaksanakan metta-bhavana, seseorang harus mulai dari dirinya sendiri, karena ia
tidak mungkin dapat memancarkan cinta kasih sejati bila ia membenci dan meremehkan dirinya
sendiri. Setelah itu, cinta kasih dipancarkan kepada orang tua, guru-guru, teman-teman laki-laki
dan wanita sekaligus. Akhirnya, yang tersulit adalah memancarkan cinta kasih kepada musuhmusuhnya.
Dalam hal ini mungkin timbul perasaan dendam atau sakit hati. Namun, hendaknya
diusahakan untuk mengatasi kebencian itu dengan merenungkan sifat-sifat yang baik dari
musuhnya dan jangan menghiraukan kejelekan-kejelekan yang ada padanya. Perlu diingat
bahwa kebencian hanya dapat ditaklukkan dengan cinta kasih.
Dalam karuna-bhavana, orang memancarkan belas kasihan kepada orang yang sedang ditimpa
kemalangan, diliputi kesedihan, kesengsaraan, dan penderitaan.
Dalam mudita-bhavana, orang memancarkan perasaan simpati kepada orang yang sedang
bersuka-cita; ia turut berbahagia melihat kebahagiaan orang lain.
Dalam upekkha-bhavana, orang akan tetap tenang menghadapi suka dan duka, pujian dan
celaan, untung dan rugi.
e. Satu aharapatikulasañña (satu perenungan terhadap makanan yang menjijikkan)
Dalam satu aharapatikulasañña, direnungkan bahwa makanan adalah barang yang menjijikkan
bila telah berada di dalam perut; direnungkan bahwa apapun yang telah dimakan, diminum,
dikunyah, dicicipi, semuanya akan berakhir sebagai kotoran (tinja) dan air seni (urine).
Satu catudhatuvavatthana (satu analisa terhadap keempat unsur yang ada di dalam badan
jasmani)
Dalam satu catudhatuvavatthana, direnungkan bahwa di dalam badan jasmani terdapat empat
unsur materi, yaitu :
f.
1. Pathavi-dhatu (unsur tanah atau unsur padat), ialah segala sesuatu yang bersifat keras atau
padat. Umpamanya : rambut kepala, bulu badan, kuku, gigi, dan lain-lain.

9
2. Apo-dhatu (unsur air atau unsur cair), ialah segala sesuatu yang bersifat berhubungan yang
satu dengan yang lain atau melekat. Umpamanya : empedu, lendir, nanah, darah, dan lainlain.
3. Tejo-dhatu (unsur api atau unsur panas), ialah segala sesuatu yang bersifat panas dingin.
Umpamanya : setelah selesai makan dan minum, atau bila sedang sakit, badan akan terasa
panas dingin.
4. Vayo-dhatu (unsur angin atau unsur gerak), ialah segala sesuatu yang bersifat bergerak.
Umpamanya : angin yang ada di dalam perut dan usus, angin yang keluar masuk waktu
bernapas, dan lain-lain.
g. Empat arupa (empat perenungan tanpa materi)
Dalam kasinugaghatimakasapaññati, batin yang telah memperoleh gambaran kasina
dikembangkan ke dalam perenungan ruangan yang tanpa batas sambil membayangkan,
"Ruangan! Ruangan! Tak terbatas ruangan ini!" dan kemudian gambaran kasina dihilangkan.
Jadi, pikiran ditujukan kepada ruangan yang tanpa batas, dipusatkan di dalamnya, dan
menembus tanpa batas.
Dalam akasanancayatana-citta, ruangan yang tanpa batas itu ditembus dengan kesadarannya
sambil merenungkan, "Tak terbataslah kesadaran itu". Ia harus berulang-ulang memikirkan
penembusan ruangan itu dengan sadar, mencurahkan perhatiannya kepada hal tersebut.
Dalam natthibhavapaññati, orang harus mengarahkan perhatiannya pada kekosongan atau
kehampaan dan tidak ada apa-apanya dari kesadaran terhadap ruangan yang tanpa batas itu. Ia
terus menerus merenungkan, "Tidak ada apa-apa di sana! Kosonglah adanya ini".
Dalam akincaññayatana-citta, orang merenungkan keadaan kekosongan sebagai ketenangan
atau kesejahteraan, dan setelah itu ia mengembangkan pencapaian dari sisa unsur-unsur batin
yang penghabisan, yaitu perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk pikiran, dan kesadaran sampai
batas kelenyapannya. Jadi, setelah kekosongan itu dicapai, maka kesadaran mengenai
kekosongan itu dilepas, seolah-olah tidak ada pencerapan lagi
2. LIMA MACAM NIVARANA DAN SEPULUH MACAM PALIBODHA
Lima macam nivarana

10
Nivarana berarti rintangan atau penghalang batin yang selalu menghambat perkembangan
pikiran. Nivarana ini ada lima macam, yaitu :
1. Kamachanda (nafsu-nafsu keinginan)
2. Byapada (kemauan jahat)
3. Thina-middha (kemalasan dan kelelahan)
4. Uddhacca-kukkucca (kegelisahan dan kekhawatiran)
5. Vicikiccha (keragu-raguan)
Untuk menaklukkan kelima rintangan tersebut, orang harus mengetahui sebab-sebab
timbulnya nivarana dan berusaha menghindari sebab-sebab itu serta melakukan usaha-usaha
yang dapat melenyapkan nivarana itu.
Nafsu-nafsu keinginan (kamachanda) akan timbul apabila orang berulang-ulang
memperhatikan obyek yang indah, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk membebaskan diri dari
nafsu keinginan, hendaknya orang senantiasa melaksanakan meditasi dengan memakai obyek
yang kotor atau menjijikkan dan berusaha menghindari obyek-obyek yang bisa merangsang,
berusaha untuk menguasai pikiran dan mengendalikan indriya-indriyanya, senantiasa berbicara
tentang kesempurnaan hidup, tentang kepuasan, kesunyian, kebajikan, kebebasan, bebas dari
nafsu-nafsu.
Kemauan jahat (byapada) akan timbul apabila orang berulang-ulang memperhatikan obyek
yang menyebabkan timbulnya kebencian, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk menaklukkan
kemauan jahat hendaknya orang senantiasa melaksanakan meditasi cinta kasih, senantiasa ingat
bahwa setiap orang adalah pemilik dan pewaris dari perbuatannya sendiri.
Kemalasan dan kelelahan (thina-middha) akan timbul apabila orang berulang-ulang
memperhatikan rasa segan, rasa malas, kelelahan, mengantuk sesudah makan, tanpa disertai
kebijaksanaan. Untuk membebaskan diri dari kemalasan dan kelelahan, orang hendaknya
senantiasa merenungkan suatu cahaya sampai terserap ke dalam batin, senantiasa melihat
penderitaan di dalam ketidak-kekalan, senantiasa merenungkan ajaran-ajaran Sang Buddha dan
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kegelisahan dan kekhawatiran (uddhacca-kukkucca) akan timbul apabila orang berulangulang
memperhatikan ketidak-tenteraman pikiran, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk
mengatasi kegelisahan dan kekhawatiran, orang hendaknya senantiasa mempelajari dan
memahami kitab suci Tripitaka, serta berusaha melaksanakan sila dengan sempurna.
Keragu-raguan (vicikiccha) akan timbul apabila orang berulang-ulang memperhatikan sesuatu
yang menyebabkan timbulnya keragu-raguan, tanpa disertai kebijaksanaan. Untuk
membebaskan diri dari keragu-raguan, orang hendaknya senantiasa meneguhkan keyakinan pada
Buddha, Dhamma, dan Sangha.
Sepuluh macam palibodha

11
Palibodha berarti gangguan dalam meditasi yang menyebabkan batin gelisah dan tidak
mampu memusatkan pikiran pada obyek. Palibodha ini ada sepuluh macam, yaitu :
1. Avasa (tempat tinggal)
2. Kula (pembantu dan orang yang bertanggung jawab)
3. Labha (keuntungan)
4. Gana (murid dan teman)
5. Kamma (pekerjaan)
6. Addhana (perjalanan)
7. Ñati (orangtua, keluarga, dan saudara)
8. Abadha (penyakit)
9. Gantha (pelajaran)
10. Iddhi (kekuatan gaib)
Dalam melaksanakan meditasi, pada umumnya orang yang bermeditasi sering juga mendapat
gangguan yang disebut palibodha. Ia merasa khawatir akan tempat tinggalnya, terikat dengan
rumahnya. Ia merasa khawatir akan pembantunya dan orang yang bertanggung jawab atas harta
bendanya. Ia merasa khawatir akan persoalannya, apakah meditasi ini akan membawa
keuntungan baginya. Ia merasa khawatir akan murid-murid dan teman-temannya. Ia merasa
khawatir akan pekerjaannya yang belum selesai. Ia merasa khawatir akan perjalanan jauh yang
harus ditempuhnya. Ia merasa khawatir akan orang tuanya, keluarganya, dan saudarasaudaranya.
Ia merasa khawatir akan kemungkinan timbulnya penyakit. Ia merasa khawatir akan
pelajaran yang ditinggalkannya. Ia merasa khawatir akan bermacam-macam kekuatan magis
yang dipertunjukkan, takut akan kemerosotan kekuatan magisnya.
Palibodha ini harus dibasmi, agar orang dapat memusatkan pikiran dengan baik.
3. ENAM MACAM CARITA
Carita berarti sifat, perangai, atau perilaku.
Di dalam Abhidhamma, terdapat pembagian sifat-sifat secara umum yang berdasarkan
atas keadaan batin manusia, yaitu manusia itu dapat dibagi menjadi enam golongan
berdasarkan sifat-sifat yang dimilikinya :
1. Orang yang keras nafsu lobanya atau Ragacarita
2. Orang yang keras kebenciannya atau Dosacarita
3. Orang yang bodoh (dungu) atau Mohacarita
4. Orang yang tebal keyakinannya atau Saddhacarita
5. Orang yang bijaksana (pandai) atau Buddhicarita
6. Orang yang suka melamun atau Vitakkacarita
Orang yang mempunyai ragacarita melaksanakan sesuatu berdasarkan loba, cenderung
ke arah keindahan dan kecantikan, kagum melihat suatu kebajikan walaupun itu kecil
sekali, mudah melupakan kesalahan orang lain, cerdik, sombong, berambisi besar,
mementingkan diri sendiri. Untuk mereka yang mempunyai ragacarita, maka obyek yang

12
baik diambil dalam melaksanakan Samatha Bhavana ialah sepuluh asubha dan satu
kayagatasati.
Orang yang mempunyai dosacarita melaksanakan sesuatu berdasarkan kebencian,
cenderung ke arah panas hati, suka marah, suka jengkel, suka iri hati, tak senang melihat
kesalahan walaupun kecil, tak mau tahu terhadap kebajikan orang lain walaupun besar,
suka bermusuhan, memandang rendah orang lain, suka memerintah dan mendikte orang
lain. Untuk mereka yang mempunyai dosacarita, maka obyek yang baik diambil dalam
melaksanakan Samatha Bhavana ialah empat appamañña dan empat kasina (nila kasina,
pita kasina, lohita kasina, dan odata kasina).
Orang yang mempunyai mohacarita melaksanakan sesuatu berdasarkan kebodohan
batin, cenderung ke arah kelemahan batin, suka bingung, suka ragu-ragu, suka khawatir,
menggantungkan diri pada pendapat orang lain, pikiran ruwet, malas, pendiriannya tidak
tetap, kadang-kadang kukuh memegang suatu pandangan. Untuk mereka yang
mempunyai mohacarita, maka obyek yang baik diambil dalam melaksanakan Samatha
Bhavana ialah anapanasati.
Orang yang mempunyai saddhacarita melaksanakan sesuatu berdasarkan keyakinan,
cenderung ke arah rendah hati, dermawan, jujur, suka menemui orang-orang suci, suka
mendengarkan Dhamma, yakin pada sesuatu yang dianggap baik. Untuk mereka yang
mempunyai saddhacarita, maka obyek yang baik diambil dalam melaksanakan Samatha
Bhavana ialah enam anussati (Buddhanussati, Dhammanussati, Sanghanussati, silanussati,
caganussati, dan devatanussati).
Orang yang mempunyai buddhicarita atau ñanacarita melaksanakan sesuatu
berdasarkan berhati-hati, cenderung ke arah perenungan terhadap Tiga Corak Umum
(Tilakkhana), sering bermeditasi, bersedia mendengarkan omongan orang lain,
mempunyai kawan-kawan yang baik. Untuk mereka yang mempunyai buddhicarita atau
ñanacarita, maka obyek yang baik diambil dalam melaksanakan Samatha Bhavana ialah
marananussati, upasamanussati, aharapatikulasañña, dan catudhatuvavatthana.
Orang yang mempunyai vitakkavcarita melaksanakan sesuatu berdasarkan tergesagesa,
cenderung ke arah kegugupan, kegagalan dalam usaha, suka berteori, pikirannya
sering berkeliaran, tidak suka bekerja untuk kepentingan sosial. Untuk mereka yang
mempunyai vitakkacarita, maka obyek yang cocok untuk melaksanakan Samatha
Bhavana ialah anapanasati.
Penjelasan :
Pathavi kasina, apo kasina, tejo kasina, vayo kasina, aloka kasina, akasa kasina, dan
empat arupa dapat dijadikan obyek meditasi oleh semua orang tanpa memperhatikan
caritanya.
4. TIGA MACAM NIMITTA

13
Nimitta berarti suatu pertanda atau gambaran yang ada hubungannya dengan perkembangan
obyek meditasi. Nimitta ini ada tiga macam, yaitu :
1. Parikamma-Nimitta (gambaran batin permulaan)
2. Uggaha-Nimitta (gambaran batin mencapai)
3. Patibhaga-Nimitta (gambaran batin berlawanan)
Mengenai parikamma-nimitta, gambaran suatu obyek yang diambil dalam meditasi, seperti
patung Buddha, mula-mula dilihat dengan mata, kemudian dibayangkan dalam pikiran. Jadi,
parikamma-nimitta merupakan gambaran atau bentuk dari obyek dalam keadaan yang
sebenarnya. Semua obyek (empat puluh macam obyek meditasi) dapat menghasilkan
parikamma-nimitta.
Mengenai uggaha-nimitta, gambaran suatu obyek yang diambil dalam meditasi dilihat
dengan batin, hingga obyek itu melekat dalam pikiran. Jadi, uggaha-nimitta merupakan
gambaran obyek di dalam batin yang sama dengan bentuk obyek yang dipakai, walaupun mata
telah dipejamkan. Untuk mencapai uggaha-nimitta, semua obyek meditasi dapat dipakai dalam
melaksanakan Samatha Bhavana, yaitu keempat puluh obyek meditasi yang tersebut terdahulu.
Mengenai patibhaga-nimitta, gambaran suatu obyek yang diambil dalam meditasi yang telah
melekat pada pikiran, terpeta dengan nyata, tetap, jernih, jelas, terbebas dari gangguan, dan
gambaran obyek tersebut dapat dibesarkan serta dikecilkan menurut kemauan. Jadi, patibhaganimitta
merupakan gambaran pantulan dari obyek yang dipakai, yang bentuk gambaran itu
berubah menjadi sinar terang di dalam batinnya. Untuk mencapai patibhaga-nimitta, maka
obyek yang harus diambil dalam melaksanakan Samatha Bhavana ialah sepuluh kasina, sepuluh
asubha, satu kayagatasati, dan satu anapanasati.
5. TIGA MACAM BHAVANA
Dalam meditasi, terdapat tiga macam tingkat perkembangan batin, yaitu :
1. Parikamma-Bhavana (perkembangan batin tingkat pendahuluan)
2. Upacara-Bhavana (perkembangan batin tingkat mendekati konsentrasi)
3. Appana-Bhavana (perkembangan batin tingkat terkonsentrasi dengan kuat)
Dalam parikamma-bhavana, pikiran baru akan dipusatkan pada obyek. Semua obyek (empat
puluh macam obyek meditasi) dapat menghasilkan parikamma-bhavana.
Dalam upacara-bhavana, pikiran telah siap untuk memasuki pemusatannya, dan mulai
timbulnya patibhaga-nimitta. Dalam keadaan ini, nivarana telah dapat diatasi. Namun
konsentrasi pikiran masih belum mantap. Hal ini dapat disamakan dengan anak kecil yang baru
belajar berdiri, namun masih belum mantap, sering jatuh, tetapi ia terus berusaha. Untuk
mencapai upacara-bhavana, obyek yang harus diambil dalam melaksanakan Samatha Bhavana
ialah delapan anussati (Buddhanussati, Dhammanussati, Sanghanussati, silanussati, caganussati,
devatanussati, marananussati, upasamanussati), satu aharapatikulasanna, dan satu
catudhatuvavatthana.
Dalam appana-bhavana, pikiran telah dapat tinggal diam dalam jangka waktu yang lama,
menurut yang dikehendakinya, karena konsentrasi yang penuh dan mantap telah tercapai.

14
Keadaan ini dapat diumpamakan sebagai orang yang telah dewasa yang telah dapat berdiri
dengan kuat, tak jatuh-jatuh lagi. Di samping nivarana telah dapat diatasi, maka faktor-faktor
jhana juga mulai timbul berperanan (vitakka, vicara, piti, sukha, dan ekaggata). Obyek-obyek
yang dapat dipakai untuk mencapai appana-bhavana ialah sepuluh kasina, sepuluh asubha, satu
kayagatasati, satu anapanasati, empat appamañña, dan empat arupa
6. PENGERTIAN JHANA
Jhana berarti kesadaran/pikiran yang memusat dan melekat kuat pada obyek
kammatthana/meditasi, yaitu kesadaran/pikiran terkonsentrasi pada obyek dengan kekuatan
appana-samadhi (konsentrasi yang mantap, yaitu kesadaran/pikiran terkonsentrasi pada obyek
yang kuat).
Jhana merupakan keadaan batin yang sudah di luar aktivitas panca indera. Keadaan ini hanya
dapat dicapai dengan usaha yang ulet dan tekun. Dalam keadaan ini, aktivitas panca indera
berhenti, tidak muncul kesan-kesan penglihatan maupun pendengaran, pun tidak muncul
perasaan badan jasmani. Walaupun kesan-kesan dari luar telah berhenti, batin masih tetap aktif
dan berjaga secara sempurna serta sadar sepenuhnya.
Jhana hanya mampu menekan atau mengendapkan kekotoran batin untuk sementara waktu. Ia
tidak dapat melenyapkan kekotoran batin. Sewaktu-waktu jhana dapat merosot, karena jhana
tidak kekal.
FAKTOR-FAKTOR JHANA
Di dalam memasuki jhana-jhana, timbullah faktor-faktor jhana yang memberi corak dan
suasana bagi tiap-tiap jhana itu. Faktor-faktor jhana tersebut ada lima macam, yaitu :
1. Vitakka, ialah penopang pikiran yang merupakan perenungan permulaan untuk memegang
obyek.
2. Vicara, ialah gema pikiran, keadaan pikiran dalam memegang obyek dengan kuat.
3. Piti, ialah kegiuran atau kenikmatan.
4. Sukha, ialah kebahagiaan yang tak terhingga.
7.
5. Ekaggata, ialah pemusatan pikiran yang kuat.

15
Vitakka dan vicara adalah dua keadaan dari suatu proses yang berkelanjutan. Kedua keadaan
ini dapat diumpamakan seperti bunyi lonceng. Pada waktu lonceng dipukul sekali, maka akan
terjadi bunyi yang bergema. Bunyi lonceng pada saat terkena pukulan merupakan vitakka,
sedangkan gema dari bunyi lonceng itu merupakan vicara. Demikian pula ketika bermeditasi.
Suasana pikiran pada saat permulaan memegang obyek disebut vitakka, sedangkan suasana
pikiran yang telah berhasil memegang obyek dengan kuat disebut vicara.
Mengenai piti, sebenarnya secara terperinci terdapat lima macam. Namun, kiranya di sini tidak
begitu perlu diuraikan.
Antara piti dan sukha terdapat pula perbedaan perasaan yang khas seperti berikut. Apabila
seseorang yang sedang dalam suatu perjalanan merasa sangat haus, dan kemudian ia menemukan
sebuah sumber air, maka ia akan merasa gembira, senang, dan tergiur melihatnya. Perasaan ini
merupakan piti, karena di sini kegiuran timbul akibat keterbatasan dari tekanan perasaan.
Selanjutnya, setelah ia meminum air itu, maka perasaan berobah menjadi nikmat dan segar.
Perasaan ini merupakan sukha.
Dalam ekaggata, pikiran telah terpusat pada obyek dengan kuat, sehingga kekotoran batin tidak
mampu mengganggu lagi.
Vikkhambhana-Pahana adalah pembasmian nivarana dengan kekuatan jhana, yaitu dengan
mengendapkan kekotoran batin. Selama jhana masih ada, selama itu pula nivarana tidak timbul.
Tetapi, bila jhana merosot, maka nivarana akan timbul lagi.
Jhana merupakan alat pembasmi nivarana, yaitu vitakka membasmi thina-middha, vicara
membasmi vicikiccha, piti membasmi byapada, sukha membasmi uddhacca-kukkucca, dan
ekaggata membasmi kamachanda.
TINGKAT-TINGKAT JHANA
Menurut Sutta Pitaka, terdapat delapan tingkat jhana, yaitu empat rupa jhana dan empat arupa
jhana, sedangkan menurut Abhidhamma, terdapat sembilan tingkat jhana, yaitu lima rupa jhana
dan empat arupa jhana. Dalam Abhidhamma, tingkatan rupa jhana ada lima, karena hal ini
disesuaikan menurut keadaan, menurut bagian, dan jumlah kesadaran yang berada dalam
rupavacara-citta, sebab kesadaran dari manda-puggala (orang yang tidak cerdas) tidak dapat
melihat kekotoran dari vitakka dan vicara kedua-duanya ini sekaligus dalam waktu yang sama,
hanya dapat membuang 'keadaan batin' satu persatu, yaitu dutiya-jhana membuang vitakka, dan
tatiya-jhana membuang vicara. Tetapi, tikkha-puggala (orang yang cerdas) mampu menyelidiki
dan melihat kekotoran dari vitakka dan vicara sekaligus dalam waktu yang sama, dan membuang
vitakka dan vicara sekaligus. Karena itu, dalam Sutta Pitaka, tingkatan rupa jhana ada empat.
Tingkatan jhana, menurut Abhidhamma, terdiri atas :
8.
1. Pathama-Jhana, ialah jhana tingkat pertama.
Keadaan batinnya terdiri dari lima corak, yaitu vitakka, vicara, piti, sukha, dan ekaggata.

16
2. Dutiya-Jhana, ialah jhana tingkat kedua.
Keadaan batinnya terdiri dari empat corak, yaitu vicara, piti, sukha, dan ekaggata.
3. Tatiya-Jhana, ialah jhana tingkat ketiga.
Keadaan batinnya terdiri dari tiga corak, yaitu, piti, sukha, dan ekaggata.
4. Catuttha-Jhana, ialah jhana tingkat keempat.
Keadaan batinnya terdiri dari dua corak, yaitu sukha dan ekaggata.
5. Pancama-Jhana, ialah jhana tingkat kelima.
Keadaan batinnya terdiri dari dua corak, yaitu upekkha dan ekaggata.
6. Akasanancayatana-Jhana, ialah keadaan dari konsepsi ruangan yang tanpa batas.
7. Viññanancayatana-Jhana, ialah keadaan dari konsepsi kesadaran yang tak terbatas.
8. Akincaññayatana-Jhana, ialah keadaan dari konsepsi kekosongan.
9. Nevasaññanasaññayatana-Jhana, ialah keadaan dari konsepsi bukan pencerapan pun tidak
bukan pencerapan.
Tingkatan jhana, menurut Sutta Pitaka, terdiri atas :
1. Pathama-Jhana, ialah jhana tingkat pertama, dimana nivarana telah dapat diatasi dengan
seksama. Faktor-faktor jhana yang timbul adalah vitakka, vicara, piti, sukha, dan ekaggata.
2. Dutiya-Jhana, ialah jhana tingkat kedua, dimana vitakka dan vicara mulai lenyap, karena
kedua faktor ini bersifat kasar untuk jhana kedua. Faktor-faktor jhana yang masih ada adalah
piti, sukha, dan ekaggata.
3. Tatiya-Jhana, ialah jhana tingkat ketiga, dimana piti mulai lenyap, karena piti ini masih
terasa kasar untuk jhana ketiga. Faktor-faktor jhana yang masih ada adalah sukha dan
ekaggata.
4. Catuttha-Jhana, ialah jhana tingkat keempat, dimana sukha mulai lenyap, karena faktor ini
masih terasa kasar untuk jhana keempat. Di dalam jhana keempat ini hanya ada faktor
ekaggata dan ditambah dengan upekkha (keseimbangan batin).
5. Akasanancayatana-Jhana.
6. Viññanancayatana-Jhana.
7. Akincaññayatana-Jhana.
8. Nevasaññanasaññayatana-Jhana.

17
Untuk mencapai pathama-jhana, obyek yang harus diambil dalam melaksanakan Samatha
Bhavana ialah sepuluh asubha dan satu kayagatasati.
Untuk mencapai dutiya-jhana, tatiya-jhana, dan catuttha-jhana, obyek yang harus diambil
dalam melaksanakan Samatha Bhavana ialah tiga appamañña (metta, karuna, dan mudita).
Untuk mencapai pancama-jhana, obyek yang harus diambil dalam melaksanakan Samatha
Bhavana ialah satu upekkha.
Untuk mencapai empat arupa jhana, obyek yang harus diambil dalam melaksanakan Samatha
Bhavana ialah empat arupa.
Penjelasan :
Sepuluh kasina dan satu anapanasati dapat dijasikan obyek meditasi oleh semua orang untuk
mencapai lima rupa jhana.
LIMA MACAM VASI
Vasi berarti keahlian atau kemahiran atau kemampuan untuk mengolah jhana.
Jika seseorang telah mencapai jhana tingkat pertama (pathama-jhana), kemudian ia ingin
mencapai jhana-jhana tingkat selanjutnya, maka ia harus mempunyai lima macam vasi.
Kelima macam vasi tersebut ialah :
1. Avajjana-vasi, yaitu keahlian dalam pemikiran untuk memasuki jhana menurut kehendaknya.
2. Samapajjana-vasi, yaitu keahlian dalam memasuki jhana.
3. Adhitthana-vasi, yaitu keahlian dalam menentukan berapa lama hendak berada dalam jhana.
4. Vutthana-vasi, yaitu keahlian dalam 'keluar' dari jhana.
9.
5. Paccavekkhana-vasi, yaitu keahlian dalam meninjauan terhadap jhana.
10. ENAM MACAM ABHIÑÑA
Abhiñña berarti kemampuan atau kekuatan batin yang luar biasa, atau tenaga batin.
Abhiñña akan timbul dalam diri orang yang telah mencapai jhana-jhana, dimana jhana tingkat
keempat (catuttha-jhana) merupakan dasar untuk timbulnya abhiñña ini. Namun, hal ini juga
tergantung pada kusala-kamma (perbuatan baik) dari kehidupan yang lampau. Mengenai obyek
meditasi yang dapat menimbulkan abhiñña ialah hanya sepuluh kasina.

18
Abhiñña itu ada enam macam dan dapat dibagi atas dua kelompok besar, yaitu abhiñña yang
duniawi atau lokiya dan abhiñña yang di atas duniawi atau lokuttara.
Abhiñña yang duniawi (lokiya-abhiñña) terdiri atas lima macam, yaitu :
Iddhividhañana, sering disebut sebagai kekuatan gaib atau kekuatan magis atau kesaktian. Ini
terbagi lagi atas beberapa macam, yaitu :
a. Adhitthana-iddhi, ialah kemampuan untuk mengubah diri dari satu menjadi banyak atau dari
banyak menjadi satu.
b. Vikubbana-iddhi, ialah kemampuan untuk berubah bentuk, seperti menjadi anak kecil, raksasa,
ular, atau membuat diri menjadi tak tampak.
c. Manomaya-iddhi, ialah kemampuan mencipta dengan menggunakan pikiran, seperti
menciptakan istana, taman, harimau, wanita cantik, dan lain-lain.
d. Ñanavipphara-iddhi, ialah kemampuan untuk menembus ajaran melalui pengetahuan.
Samadhivipphara-iddhi, ialah kemampuan memencarkan melalui konsentrasi, yaitu :
- kemampuan menembus dinding, pagar, gunung.
- Kemampuan menyelam ke dalam bumi bagaikan menyelam ke dalam air.
- Kemampuan berjalan di atas air bagaikan berjalan di atas tanah yang padat.
- Kemampuan terbang di angkasa seperti burung.
- Kemampuan melawan api.
- Kemampuan menyentuk bulan dan matahari dengan tangannya.
1.
e.
- Kemampuan memanjat puncak dunia sampai ke alam Brahma.
2. Dibbasotañana (telinga dewa), ialah kemampuan untuk mendengar suara-suara dari alam lain,
yang jauh maupun yang dekat.
3. Cetopariyañana atau paracittavijañana, ialah kemampuan untuk membaca pikiran makhluk lain.
4. Dibbacakkhuñana atau cutupapatañana (mata dewa), ialah kemampuan untuk melihat alam-alam
halus dan muncul lenyapnya makhluk-makhluk yang bertumimbal lahir sesuai dengan karmanya
masing-masing.
5. Pubbenivasanussatiñana, ialah kemampuan untuk mengingat tumimbal lahir yang lampau dari diri
sendiri dan orang lain.
Abhiñña yang di atas duniawi (lokuttara-abhiñña) hanya ada satu macam, yaitu asavakkhayañana,
ialah kemampuan untuk memusnahkan kekotoran batin. Pemusnahan kekotoran batin ini akan
membimbing ke arah kesucian tertinggi atau arahat.
Perlu diingat bahwa tujuan umat Buddha bukanlah untuk mendapatkan kegaiban dan mujijat yang
aneh-aneh dan luar biasa. Sang Buddha tidak membenarkan siswa-siswaNya melakukan sesuatu yang
ajaib dan mujijat, karena perbuatan demikian itu tidak akan mempertinggi martabat mereka di mata
orang lain. Lagipula kegaiban itu bukanlah merupakan hal yang penting dalam mencari kebebasan
(Nibbana).

19
VIPASSANA BHAVANA
EMPAT MACAM SATIPATTHANA
Dalam melaksanakan Vipassana Bhavana, obyeknya adalah nama dan rupa (batin dan materi),
atau pancakhandha (lima kelompok faktor kehidupan). Ini dilakukan dengan memperhatikan gerakgerik
nama dan rupa terus menerus, sehingga dapat melihat dengan nyata bahwa nama dan rupa itu
dicengkeram oleh anicca (ketidak-kekalan), dukkha (derita), dan anatta (tanpa aku).
Pancakkhandha (lima kelompok faktor kehidupan) terdiri atas :
rupa-khandha (kelompok jasmani), vedana-khandha (kelompok perasaan), sañña-khandha
(kelompok pencerapan), sankhara-khandha (kelompok bentuk pikiran), dan viññana-khandha
(kelompok kesadaran). Sesungguhnya, yang disebut pancakkhandha itu adalah makhluk.
Empat macam satipatthana (empat macam perenungan) terdiri atas :
kaya-nupassana (perenungan terhadap badan jasmani), vedana-nupassana (perenungan terhadap
perasaan), citta-nupassana (perenungan terhadap pikiran), dan Dhamma-nupassana (perenungan
terhadap bentuk-bentuk pikiran).
Empat macam satipatthana itu adalah pancakkhandha, atau nama dan rupa itu sendiri. Kaya
nupassana adalah rupa-khandha. Vedana-nupassana adalah vedana-khandha. Citta-nupassana
adalah Viññana-khandha. Dhamma-nupassana adalah pancakkhandha.
Sesungguhnya, yang akan berkembang dalam latihan Vipassana itu ialah perhatian yang tajam
dan kesadaran yang kuat.
1.
1. Kaya-nupassana (perenungan terhadap badan jasmani).
Salah satu contoh yang paling populer dan praktis tentang meditasi dengan obyek badan jasmani
ialah anapanasati (menyadari keluar dan masuknya napas). Dalam anapanasati ini, tidak ada
tekanan atau paksaan pada pernapasan. Panjang atau pendeknya pernapasan harus disadari, tetapi
tidak dibuat-buat atau sengaja diatur. Jadi, bernapas secara biasa dan wajar.
Walaupun menurut kebiasaan , kesadaran terhadap pernapasan itu pada tingkat permulaan
dianggap sebagai obyek untuk meditasi ketenangan (Samatha Bhavana), yaitu untuk
mengembangkan jhana-jhana, ia juga sangat berguna untuk mengembangkan Pandangan Terang
(Vipassana Bhavana). Dalam pernapasan, yang dipakai sebagai suatu obyek perhatian murni, naik
turunnya gelombang kehidupan yang tidak kekal, yang timbul tenggelam ini, dapat disadari dengan
mudah.
Cara meditasi lain yang penting, praktis, dan berguna ialah sadar dan waspada terhadap segala
sesuatu yang dilakukan, ketika berjalan, berdiri, duduk, atau berbaring, sewaktu membungkukkan

20
dan melencangkan badan, sewaktu melihat ke muka dan ke belakang, ketika berpakaian, makan,
dan minum, ketika buang kotoran dan kencing, ketika berbicara atau berdiam diri.
Di sini tidak dijalankan penyiksaan badan jasmani dengan maksud untuk mengendalikan badan.
Tetapi dipergunakan jalan tengah yang sederhana, dengan menyadari timbul dan tenggelamnya
bentuk kehidupan setiap saat.
2. Vedana-nupassana (perenungan terhadap perasaan).
Di sini direnungkan perasaan yang sedang dialami secara obyektif, baik perasaan senang,
perasaan tidak senang, maupun perasaan yang acuh tak acuh. Direnungkan keadaan perasaan yang
sebenarnya, bagaimana ia timbul, berlangsung, dan kemudian lenyap kembali.
Perasaan harus dikendalikan oleh akal dan kebijaksanaan, agar perasaan itu tidak
membangkitkan bermacam-macam bentuk emosi. Apabila perasaan telah dapat diatasi dengan
tepat, maka batin menjadi bebas, tidak terikat oleh apapun di dalam dunia ini.
3. Citta-nupassana (perenungan terhadap pikiran).
Di sini direnungkan segala gerak-gerik pikiran. Apabila pikiran sedang dihinggapi hawa nafsu
atau terbebas daripadanya, maka hal itu harus disadari.
Pikiran harus diarahkan pada kenyataan hidup pada saat ini. Masalah-masalah yang telah lewat
atau hal-hal yang akan datang tidak boleh dipikirkan pada saat ini. Betapa banyak tenaga yang
terbuang dengan percuma karena melamunkan keadaan-keadaan yang telah lalu dan
mengkhayalkan keadaan yang akan datang. Jadi, keadaan pikiran yang sebenarnya harus diamatamati,
agar batin menjadi bebas dan tidak terikat.
4. Dhamma-nupassana (perenungan terhadap bentuk-bentuk pikiran).
Di sini direnungkan bentuk-bentuk pikiran dengan sewajarnya, direnungkan bentuk-bentuk pikiran
dari lima macam rintangan (nivarana), direnungkan bentuk-bentuk pikiran dari lima kelompok
faktor kehidupan (pancakkhandha), direnungkan bentuk-bentuk pikiran dari enam landasan indriya
dalam dan luar (dua belas ayatana), direnungkan bentuk-bentuk pikiran dari tujuh faktor
Penerangan Agung (Satta Bojjhanga), dan direnungkan bentuk-bentuk pikiran dari Empat
Kesunyataan Mulia (Cattari Ariya Saccani).
Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari lima macam rintangan (nivarana) ialah bahwa
apabila di dalam diri orang yang bermeditasi timbul nafsu keinginan, kemauan jahat, kemalasan
dan kelelahan, kegelisahan dan kekhawatiran, atau keragu-raguan, maka hal itu harus disadari.
Demikian pula apabila nivarana itu tidak ada di dalam dirinya, maka hal itu pun harus disadari. Ia
tahu bagaimana bentuk-bentuk pikiran itu datang dan timbul. Ia tahu bagaimana sekali timbul,
bentuk-bentuk pikiran itu ditaklukkan. Ia tahu bahwa sekali ditaklukkan, bentuk-bentuk pikiran itu
tidak akan timbul lagi kemudian.
Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari lima kelompok faktor kehidupan
(pancakkhandha) ialah dengan menyadari bahwa inilah bentuk jasmani, inilah perasaan, inilah

21
pencerapan, inilah bentuk pikiran, inilah kesadaran. Ia tahu bagaimana caranya timbul dan
bagaimana caranya lenyap.
Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari enam landasan indriya dalam dan luar (dua bleas
ayatana) ialah dengan menyadari bahwa inilah mata dan obyek bentuk, inilah telinga dan obyek
suara, inilah hidung dan obyek bau, inilah lidah dan obyek kecapan, inilah badan dan obyek
sentuhan, inilah pikiran dan obyek pikiran. Ia tahu akan belenggu-belenggu yang timbul dalam
hubungan dengan semua itu. Ia tahu bagaimana cara menaklukkan belenggu-belenggu itu. Ia tahu
bagaimana caranya supaya belenggu yang telah dibuang itu tidak timbul lagi kemudian.
Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari tujuh faktor Penerangan Agung (Satta Bojjhanga)
ialah apabila di dalam diri orang yang bermeditasi timbul kesadaran (sati), penyelidikan Dhamma
yang mendalam (Dhamma-Vicaya), tenaga (viriya), kegiuran (piti), ketenangan (passadhi),
pemusatan pikiran (samadhi), atau keseimbangan (upekkha), maka hal itu harus disadari. Ia tahu
bilamana keadaan-keadaan ini tidak ada di dalam dirinya. Ia tahu bagaimana cara timbulnya, dan
bagaimana cara mengembangkannya dengan sempurna.
Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari Empat Kesunyataan Mulia (Cattari Ariya
Saccani) ialah dengan menyadari berdasarkan kesunyataan bahwa inilah penderitaan, inilah asal
mula dari penderitaan, inilah pemadaman dari penderitaan, inilah jalan menuju pemadaman dari
penderitaan. Ia merenungkan masalah-masalah yang timbul dan hancur dari bentuk-bentuk pikiran.
Akhirnya, ia hidup bebas tanpa ikatan dalam dunia ini.
SEPULUH MACAM VIPASSANUPAKILESA
Vipassanupakilesa berarti kekotoran batin atau rintangan yang menghambat perkembangan
Pandangan Terang, di dalam melaksanakan Vipassana Bhavana. Vipassanupakilesa ini ada
sepuluh macam, yaitu :
1. Obhasa, ialah sinar-sinar yang gemerlapan, yang bentuk dan keadaannya bermacam-macam,
yang kadang-kadang merupakan pemandangan yang menyenangkan.
Piti, ialah kegiuran, yang merupakan perasaan yang nyaman dan nikmat. Piti ini ada lima
macam menurut keadaannya, yaitu :
a. Khudaka Piti, ialah kegiuran yang kecil, yang suasananya seperti bulu badan yang
terangkat atau merinding.
b. Khanika Piti, ialah kegiuran yang sepintas lalu menggerakkan badan.
c. Okkantika Piti, ialah kegiuran yang menyeluruh, yang suasananya meriang di seluruh
badan, seperti ombak laut memecah di pantai.
d. Ubbonga Piti, ialah kegiuran yang mengangkat, yang suasananya seolah-olah mengangkat
badan naik ke udara.
2.
e. Pharana Piti, ialah kegiuran yang menyerap seluruh badan, yang suasananya seluruh
badan seperti terserap oleh perasaan yang menakjubkan.
2.
3. Passadi, ialah ketenangan batin, yang seolah-olah orang telah mencapai penerangan sejati.

22
4. Sukha, ialah perasaan yang berbahagia, yang seolah-olah orang telah bebas dari penderitaan.
5. Saddha, ialah keyakinan yang kuat dan harapan agar setiap orang juga seperti dirinya.
6. Paggaha, ialah usaha yang terlalu giat, yang lebih daripada semestinya.
7. Upatthana, ialah ingatan yang tajam, yang sering timbul dan mengganggu perkembangan
kesadaran, karena tidak memperhatikan saat yang sekarang ini.
8. Ñana, ialah pengetahuan yang sering timbul dan mengganggu jalannya praktek meditasi.
9. Upekkha, ialah keseimbangan batin, dimana pikiran tidak mau bergerak untuk menyadari
proses-proses yang timbul
10. Nikanti, ialah perasaan puas terhadap obyek-obyek.
Sepuluh macam vipassanupakilesa ini biasanya timbul dalam perkembangan Sammasana-Ñana,
yaitu ñana yang ketiga.
EMPAT MACAM VIPALLASA-DHAMMA
Vipallasa-Dhamma berarti kekhayalan, atau kepalsuan, atau kekeliruan yang berkenaan dengan
paham yang menganggap suatu kebenaran sebagai suatu kesalahan dan kesalahan sebagai suatu
kebenaran. Vipallasa-Dhamma ini ada empat macam dan dapat dibasmi dengan melaksanakan
empat macam Satipatthana.
Keempat macam Vipallasa-Dhamma itu ialah :
1. Subha-Vipallasa, yaitu kekeliruan dari pencerapan, pikiran, dan pandangan, yang
menganggap sesuatu yang tidak cantik sebagai cantik. Subha-Vipallasa ini dapat dibasmi
dengan melaksanakan kaya-nupassana.
2. Sukha-Vipallasa, yaitu kekeliruan dari pencerapan, pikiran, dan pandangan, yang
menganggap sesuatu yang derita sebagai bahagia. Sukha_Vipallasa ini dapat dibasmi dengan
melaksanakan vedana-nupassana.
3. Nicca-Vipallasa, yaitu kekeliruan dari pencerapan, pikiran, dan pandangan, yang menganggap
sesuatu yang tidak kekal sebagai kekal. Nicca-Vipallasa ini dapat dibasmi dengan
melaksanakan citta-nupassana.
3.
4. Atta-Vipallasa, yaitu kekeliruan dari pencerapan, pikiran, dan pandangan, yang menganggap
sesuatu yang tanpa aku sebagai aku. Atta-Vipallasa ini dapat dibasmi dengan melaksanakan
Dhamma-nupassana.
4. ENAM BELAS MACAM ÑANA
Ñana berarti pengetahuan. Apabila orang tekun melaksanakan Vipassana Bhavana, maka akan
berkembanglah ñana di dalam dirinya. Ñana itu ada enam belas macam, yaitu :

23
1. Nama-Rupa Pariccheda Ñana, ialah pengetahuan mengenai perbedaan nama (batin) dan rupa
(materi).
2. Paccaya Pariggaha Ñana, ialah pengetahuan mengenai hubungan sebab dan akibat dari nama
dan rupa.
3. Sammasana Ñana, ialah pengetahuan yang menunjukkan nama dan rupa sebagai Tilakkhana
(Tiga Corak Umum), yaitu anicca (ketidak-kekalan), dukkha (derita), anatta (tanpa aku).
4. Udayabbaya Ñana, ialah pengetahuan mengenai timbul dan lenyapnya nama dan rupa.
5. Bhanga Ñana, ialah pengetahuan mengenai peleburan/pelenyapan nama dan rupa.
6. Bhaya Ñana, ialah pengetahuan mengenai ketakutan yang berkenaan dengan sifat nama dan
rupa.
7. Adinava Ñana, ialah pengetahuan mengenai kesedihan yang berkenaan dengan sifat nama dan
rupa.
8. Nibbida Ñana, ialah pengetahuan mengenai keengganan yang berkenaan dengan sifat nama
dan rupa.
9. Muncitukamyata Ñana, ialah pengetahuan mengenai keinginan untuk mencapai kebebasan.
10. Patisankha Ñana, ialah pengetahuan mengenai penglihatan akan jalan yang menuju
kebebasan, yang menimbulkan keputusan untuk berlatih terus dengan bersemangat.
11. Sankharupekkha Ñana, ialah pengetahuan mengenai keseimbangan tentang semua bentukbentuk
kehidupan.
12. Anuloma Ñana, ialah pengetahuan mengenai penyesuaian diri dengan Ariya-Sacca (Empat
Kesunyataan Mulia), sebagai persiapan untuk memasuki magga (Jalan), mencapai phala
(hasil) dari magga itu, dan mendekati Nirvana, dengan melalui anicca, dukkha, dan anatta.
13. Gotrabhu Ñana, ialah pengetahuan mengenai pemotongan atau pemutusan keadaan duniawi,
dan Nirvana sebagai obyek dari pikiran.
14. Magga Ñana, ialah pengetahuan mengenai penembusan terhadap magga, dimana kilesa atau
kekotoran batin telah dilenyapkan.
15. Phala Ñana, ialah pengetahuan mengenai pembabaran phala yang merupakan hasil dari
penembusan terhadap magga, dan Nirvana sebagai obyek batinnya.
16. Paccavekkhana Ñana, ialah pengetahuan mengenai peninjauan terhadap sisa-sisa kilesa atau
kekotoran batin yang masih ada.
Enam belas macam ñana tersebut di atas diuraikan agak terperinci seperti di bawah ini.
1. Nama-Rupa Pariccheda Ñana
Dengan memiliki ñana ini, seseorang dapat membedakan nama dari rupa dan rupa dari nama.
Umpamanya, dalam melaksanakan Vipassana Bhavana, naik dan turunnya rongga perut ketika
bernapas adalah rupa, sedangkan pikiran yang mengetahui proses itu adalah nama. Gerakan kaki
ketika berjalan adalah rupa, sedangkan kesadaran terhadapa hal itu adalah nama.

24
Mengenai membedakan nama dan rupa yang berkenaan dengan panca-indera, dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Dalam melihat bentuk atau warna, bentuk atau warna itu adalah rupa, dan kesadaran terhadap hal
itu adalah nama.
b. Dalam mendengar bunyi, bunyi itu adalah rupa, dan kesadaran terhadap hal itu adalah nama.
c. Dalam mencium bau, bau itu adalah rupa, dan kesadaran terhadap hal itu adalah nama.
d. Dalam mencicipi sesuatu, rasa itu adalah rupa, dan kesadaran terhadap hal itu adalah nama.
e. Dalam menyentuh suatu benda yang dingin, panas, keras, atau lunak, benda itu adalah rupa, dan
kesadaran terhadap hal itu adalah nama.
Jadi, kesimpulannya ialah bahwa seluruh badan ini adalah rupa, dan pikiran adalah nama. Yang ada
hanya rupa dan nama. Tak ada sesuatu yang disebut makhluk, tak ada pribadi, aku, dia, dan lainlainnya.
2. Paccaya Pariggaha Ñana
Dalam beberapa hal, rupa merupakan sebab, dan nama merupakan akibat. Jadi, kalau rongga perut
naik, maka kesadaran akan mengikutinya. Namun, dalam hal lain, nama merupakan sebab, dan rupa
merupakan akibat. Jadi, kalau pikiran bergerak, maka gerak jasmani akan mengikutinya. Keinginan
duduk merupakan sebab, dan duduk adalah akibatnya.
Rongga perut mungkin naik, tetapi tidak ada turun. Rongga perut mungkin turun dengan keras dan
tinggal diam dalam keadaan itu. Naik turunnya rongga perut hilang, tetapi kalau dirasakan dengan
tangan, proses itu masih tetap ada.
Sewaktu-waktu ada perasaan yang sangat tertekan dan kadang-kadang agak kurang, atau merasa diri
tidak berhasil. Sering diganggu oleh pemandangan atau khayalan, seperti binatang liar, gununggunung,
dan lain-lain.
Naik turunnya perut dan bekerjanya proses kesadaran itu berlangsung dengan teratur. Kadangkadang
orang dapat terkejut, bergoyang ke muka atau ke belakang. Akhirnya, orang dapat merasakan
bahwa kehidupan yang lampau, yang sekarang, dan yang akan datang hanya terbentuk dari rangkaian
sebab dan akibat, dan hanya terdiri atas nama dan rupa.
3. Sammasana Ñana
Dengan memiliki ñana ini, seseorang dapat merasakan nama dan rupa melalui panca-indera sebagai
Tilakkhana (Tiga Corak Umum), yaitu, Anicca (ketidak-kekalan), Dukkha (derita), dan Anatta (tanpa
aku).
Gerak naiknya perut dan gerak turunnya perut ada tiga bagian, yaitu upada (terjadi), thiti
(berlangsung), dan bhanga (lenyap). Naik turunnya perut dapat lenyap sebentar atau dalam waktu yang
lama. Pernapasan dapat berlangsung cepat, pelan, halus, atau tertahan.

25
Timbul perasaan tertekan, yang hanya dapat lenyap setelah disadari beberapa kali dengan perlahanlahan.
Pikiran menjadi kacau, yang memperlihatkan adanya kesadaran terhadap Tilakkhana itu.
4. Udayabbaya Ñana
Dengan memiliki ñana ini, seseorang dapat menyadari bahwa gerakan naik turunnya perut itu terdiri
atas dua, tiga, empat, lima, atau enam tingkat.
Naik dan turunnya perut lenyap berselang-seling. Berbagai perasaan lenyap setelah disadari
beberapa kali. Terlihat cahaya yang terang, seperti lampu listrik.
Permulaan dan pengakhiran dari gerakan naik turunnya perut lebih terasa. Akhirnya, orang akan
merasakan bahwa ketika pernapasan berhenti pada waktu beristirahat yang berulang-ulang, badan
seperti jatuh ke dalam jurang yang sangat dalam, atau terbang dengan pesawat terbang, atau naik
dengan lift, tetapi sebenarnya badan masih tetap diam dan tak bergerak.
5. Bhanga Ñana
Pengakhiran dari gerak naik turunnya perut lebih terasa. Naik turunnya perut terasa samar-samar,
terasa lenyap, dan kadang-kadang terasa tidak ada apa-apa.
Gerakan naik turun dan kesadaran/pikiran (citta) terasa seolah-olah lenyap. Pertama-tama, rupa
(materi/jasmani) yang mengendap, tetapi citta masih bergema. Kemudian, gerakan naik turun segera
lenyap, demikian pula kesadarannya. Jadi, citta dan obyeknya lenyap bersama-sama.
Terasa panas seluruh badan. Terasa diri seperti ditutupi dengan jaring. Segala sesuatu kelihatannya
seolah-olah dalam suasana yang penuh kesuraman, sangat kabur, dan remang-remang. Kalau melihat
pada langit, seolah-olah ada getaran-getaran di udara. Gerakan naik dan turun sekonyong-konyong
berhenti dan sekonyong-konyong timbul lagi.
6. Bhaya Ñana
Timbul perasaan takut, tetapi tidak seperti takut ketika melihat hantu atau setan. Tidak merasa
bahagia, senang, gembira, atau nikmat. Terasa sakit pada urat-urat syaraf, terutama pada waktu
berjalan atau berdiri.
Terdapat bahaya dari perubahan-perubahan yang terus menerus di dalam semua bentuk kehidupan.
Semua bagian dari benda-benda ini menakutkan. Nama dan rupa yang dianggap sebagai sesuatu yang
bagus atau indah, sebenarnya tidak mempunyai inti-sari, dan kosong sama sekali. Setelah nama dan
rupa lenyap, tidak ada lagi yang menimbulkan rasa takut.
7. Adinava Ñana
Gerakan naik turun menghilang sedikit demi sedikit, dan kelihatannya hanya samar-samar dan
suram. Nama dan rupa muncul dengan cepatnya, tetapi dapat juga disadari.
Diri terasa buruk, jelek, dan membosankan. Semua bentuk batin dan fisik menyedihkan.

26
8. Nibbida Ñana
Semua obyek kelihatan membosankan dan jelek. Terasa seperti malas, tetapi kemampuan untuk
mengenal atau menyadari sesuatu masih berjalan dengan baik. Tak ada keinginan untuk bertemu atau
bercakap-cakap dengan orang lain, dan lebih senang tinggal di kamar sendiri saja.
Orang merasa bahwa keinginan-keinginan atau cita-citanya yang dahulu, seperti kemasyhuran,
kemewahan, kemegahan, dan lain-lainnya tidak lagi merupakan kesenangan dan kegembiraan, bahkan
berubah menjadi kebosanan setelah menyadari sendiri bahwa manusia itu tercengkeram dan terseret ke
dalam kelapukan. Semua manusia dan makhluk lain, bahkan para dewa dan para brahma tidak ada
yang terkecuali semasih diliputi oleh bentuk-bentuk ini, di mana masih ada kelahiran, usia tua, sakit,
dan kematian, dan tidak terdapat perasaan kenikmatan yang sejati. Kebosanan timbul sebagai
dorongan yang keras untuk mencari Nibbana.
9. Muncitukamyata Ñana
Seluruh badan merasa gatal, seperti digigit-gigit semut, atau seperti ada binatang kecil yang
merayap pada muka dan badan. Terasa kurang senang, gelisah dan bosan. Ada keinginan pergi dan
menghentikan latihan meditasinya. Ada pula yang ingin pulang karena merasa bahwa paramitanya
atau perbuatan-perbuatan baiknya belum cukup kuat.
10. Patisankha Ñana
Terasa ditusuk-tusuk di bawah kulit dengan benda-benda tajam di seluruh badan. Timbul
bermacam-macam perasaan yang mengganggu, tetapi setelah disadari dua atau tiga kali, semua itu
menjadi lenyap. Terasa mengantuk. Badan menjadi kaku, tetapi pikiran masih aktif dan pendengaran
masih bekerja. Badan terasa seperti ditindih batu atau kayu. Seluruh badan terasa panas. Muncul
perasaan tak senang.
11. Sankharupekkha Ñana
Tidak ada perasaan takut, tidak ada perasaan senang, tetapi agak seperti acuh tak acuh. Naik
turunnya perut hanya disadari sebagai nama dan rupa saja. Tidak ada perasaan gembira atau perasaan
sedih, tetapi pikiran dan kesadaran pada saat itu tetap terang.
Ingatan, pengenalan, atau kesadaran tidak mengalami kesukaran-kesukaran. Konsentrasi pikiran
berjalan baik, tetap tenang dan halus dalam jangka waktu yang lama, seperti sebuah mobil yang
berjalan di atas jalan yang datar dan rata. Ada perasaan puas dan mungkin lupa dengan waktu.
Samadhi atau konsentrasi menjadi kuat dan lekat, seperti adonan tepung yang diremas-remas oleh
tukang roti yang pandai.
Dapat dikatakan bahwa penyadaran dan pengenalan di dalam nama ini berlangsung dengan mudah
dan memuaskan. Orang mungkin dapat lupa dengan waktu yang telah dilewatinya dalam latihan itu.
Mungkin ia telah duduk selama satu jam atau lebih, padahal mulanya ia ingin bermeditasi hanya 30
menit saja.
12. Anuloma Ñana
Di sini Anuloma Ñana diuraikan dalam bentuk Tilakkhana (anicca, dukkha, anatta) sebagai berikut :

27
a. Anicca : orang yang biasa melatih diri dalam kebersihan atau kesucian dan sila-sila akan
mencapai magga melalui perenungan tentang anicca. Gerakan naik turun perut menjadi cepat,
tetapi sekonyong-konyong berhenti. Ia menyadari atau mengetahui dengan terang tentang gerakan
naik turun itu yang berhenti, menyadari sikap duduk atau sentuhan-sentuhan badannya dengan
jelas. Keadaan pernapasan yang cepat itu adalah corak anicca, dan pengenalan atau kesadaran
terhadap proses berhentinya pernapasan ini adalah anuloma-ñana, tetapi janganlah hendaknya
ragu-ragu atau dipikir-pikirkan. Proses berhenti ini harus disadari dengan nyata.
b. Dukkha : Orang yang biasa melatih diri dalam Samatha (meditasi ketenangan) akan mencapai
magga melalui perenungan tentang dukkha. Kalau ia berlatih menyadari naik turunnya perut,
sikap duduk, atau sentuhan-sentuhan pada badan, maka hal itu akan terhalang. Kalau ia terus
melanjutkan menyadari naik turunnya perut, sikap duduk, atau sentuhan-sentuhan pada badan,
maka terjadilah proses berhenti. Keadaan pernapasan yang terhalang itu adalah corak dari
dukkha, dan pengenalan atau kesadaran terhadap proses berhentinya gerakan naik turun ini, atau
terhadap sikap duduk, atau sentuhan-sentuhan pada badan itu adalah anuloma-ñana.
c. Anatta : Orang yang biasa melatih diri dalam Vipassana (meditasi pandangan terang), atau senang
dengan Vipassana dalam kehidupannya yang dulu-dulu, akan mencapai magga melalui
perenungan tentang anatta. Jadi, naik turunnya perut menjadi tenang dan teratur, jangka waktu
dari gerakan naik dan gerakan turun sama, dan kemudian berhenti. Gerak naik turunnya perut,
atau sikap duduk, atau sentuhan-sentuhan pada badan kelihatan dengan terang. Keadaan
pernapasan yang halus dan teratur itu adalah corak dari anatta, dan pengenalan atau kesadaran
yang terang terhadap proses berhentinya gerakan naik turun ini, atau terhadap sikap duduk, atau
sentuhan-sentuhan pada badan itu adalah anuloma-ñana.
13. Gotrabhu Ñana
Nama-rupa bersama-sama dengan citta (pikiran) yang mengetahui proses berhenti itu menjadi diam,
tenang, aman, dan damai. Ini berarti bahwa orang telah mendapat penerangan dengan nibbana sebagai
obyeknya. Jadi, kalau pencerapan mulai pecah dan lenyap, maka gotrabhu-ñana tercapai.
14. Magga Ñana
Magga timbul langsung pada saat perasaann pecah dan pencerapan kilesa hancur akibat dari
putusnya belenggu-belenggu, seperti Sakayaditthi (kekhayalan dari aku), Vicikiccha (keragu-raguan),
Silabbataparamasa (ketahyulan tentang upacara).
15. Phala Ñana
Phala-ñana adalah hasil dari magga, yang muncul langsung setelah timbulnya magga-ñana. Dalam
beberapa saat, dua atau tiga saat, yang menjadi obyek phala-citta adalah nibbana. Ñana ini bersifat
lokuttara.
16. Paccavekkhana Ñana
Paccavekkhana-Ñana terdiri atas peritmbangan-pertimbangan mengenai masih adanya kilesa
(kekotoran batin). Dalam hal ini terdapat lima macam pertimbangan sebagai berikut :
a. Pertimbangan mengenai magga, yang berarti bahwa kita telah tiba pada magga ini.
b. Pertimbangan mengenai phala, yang berarti bahwa kita telah mencapai phala atau hasil ini.
c. Pertimbangan mengenai kilesa yang telah dihancurkan, yang berarti kita telah menghancurkan

28
semua kilesa.
d. Pertimbangan mengenai kilesa yang belum dihancurkan, yang berarti kita masih memiliki kilesa.
e. Pertimbangan mengenai nibbana, yang berarti bahwa Dhamma tertentu telah kita capai untuk
menuju ke Nibbana sebagai obyek pikiran.
Demikian proses tersebut dapat timbul di dalam diri seseorang dan dapat disadari dengan seksama,
jika orang melaksanakan Vipassana Bhavana.
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
1. KESIMPULAN
Dari uraian-uraian yang telah disebutkan terdahulu, dapatlah diketahui betapa besar pengaruh bhavana
dalam kehidupan manusia, terlebih-lebih pada zaman modern sekarang ini. Di dalam dunia yang kacau
balau ini, bhavana akan mendatangkan ketenangan pikiran. Lebih jauh lagi, bhavana akan
menimbulkan Pandangan Terang yang menuju tercapainya Nibbana.
Bhavana berarti pengembangan batin. Bhavana ada dua macam, yaitu Samatha Bhavana dan
Vipassana Bhavana. Samatha Bhavana bertujuan untuk mencapai ketenangan batin. Vipassana
Bhavana bertujuan untuk mencapai Pandangan Terang.
Dalam Samatha Bhavana ada empat puluh macam obyek meditasi, yang dapat dipilih salah satu yang
kiranya cocok dengan sifat orang yang bermeditasi. Sifat-sifat manusia yang berkenaan dengan
perkembangan meditasi ada enam macam. Orang yang bermeditasi harus mengetahui terlebih dahulu,
sifat manakah yang menguasai dirinya, sehingga obyek meditasinya dapat disesuaikan dengan sifatnya
itu.
Dalam Vipassana Bhavana ada empat macam obyek meditasi yang disebut satipatthana. Keempat
macam obyek ini harus disadari oleh orang yang bermeditasi.
Dalam melaksanakan meditasi, orang yang bermeditasi sering mendapat gangguan atau rintangan
atau halangan, yang berupa sepuluh palibodha, lima nivarana, dan sepuluh vipassanupakilesa. Karena
itu, dalam melaksanakan meditasi diperlukan kesabaran, keuletan, kemauan, tekad, dan semangat.
Disamping itu, yang paling penting adalah bahwa orang yang bermeditasi harus selalu sadar. Namun
antara usaha, kesadaran, dan konsentrasi harus ada keseimbangan.

29
Dengan melaksanakan Samatha Bhavana, maka akan diperoleh jhana-jhana (tingkat-tingkat
ketenangan batin), tetapi kekotoran batin (kilesa) tidak dapat dibasmi. Kilesa dapat dimusnahkan
secara total dengan melaksanakan Vipassana Bhavana.
Orang yang memiliki jhana harus mempunyai lima macam keahlian yang disebut vasi. Orang yang
memiliki jhana akan dilahirkan kembali di alam Brahma yang terdiri dari dua puluh macam alam,
sesuai dengan tingkatan jhananya.
Jhana tingkat keempat (Catuttha-Jhana) merupakan dasar untuk timbulnya abhiñña (tenaga batin).
Abhiñña ini ada enam macam, terbagi atas lima macam lokiya abhiñña (abhiñña yang duniawi) dan
satu macam lokuttara abhiñña (abhiñña yang di atas duniawi).
Dengan melaksanakan Vipassana Bhavana, maka empat macam kekeliruan yang disebut Vipallasa
Dhamma dapat dibasmi. Dengan melaksanakan Vipassana Bhavana, maka akan diperoleh enam belas
macam pengetahuan yang disebut ñana, diantaranya dapat mengetahui atau melihat nama (batin) dan
rupa (materi) sebagai anicca (ketidak-kekalan), dukkha (derita) dan anatta (tanpa aku).
2. SARAN-SARAN
Dalam kehidupan modern sekarang ini, memang terdapat banyak tugas yang harus dilakukan.
Setiap manusia selalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Namun di tengah-tengah
kehidupan yang hiruk-pikuk saat ini, hendaknya kita mau berusaha menyisihkan waktu beberapa
menit setiap hari untuk melaksanakan meditasi. Hanya dengan meditasi inilah, kita dapat
menguatkan pikiran, hidup dengan penuh kepuasan dan sadar setiap saat.
Jika hendak melaksanakan meditasi, sebaiknya mintalah nasehat terlebih dahulu kepada guru
meditasi, berundinglah dengan teman yang telah berpengalaman dalam meditasi, bacalah bukubuku
mengenai meditasi Buddhis yang benar. Namun, harus diketahui bahwa guru itu hanyalah
penunjuk jalan.
Apabila orang yang bermeditasi telah memilih obyek meditasi yang sesuai dengan sifatnya,
namun ia belum mendapatkan hasil dari praktek meditasi yang telah dilakukannya, maka
sebaiknya janganlah langsung mengganti obyek meditasi itu dengan yang lain, karena hal itu tidak
ada gunanya. Ini diibaratkan seperti orang yang menggali sumur, yang ingin mendapatkan air dari
tempat yang satu ke tempat yang lain, sedikit di sini dan sedikit di sana, tetapi lubang yang digali
itu tidak cukup dalam, kemudian ia meninggalkan lubang tadi dan berpikir bahwa di dalam lubang
itu tidak ada air. Sebenarnya di dalam lubang yang telah digali itu ada air, tetapi karena lubangnya

30
tidak cukup dalam, maka airnya belum keluar. Akhirnya orang itu tidak akan pernah mendapatkan
air dari lubang yang telah digalinya itu. Karena itu, kita harus mempraktekkan salah satu obyek
meditasi yang sesuai dengan sifat kita masing-masing secara sempurna, jika kita ingin
memperoleh manfaat yang besar dari meditasi ini.